JAKARTA, iNewsPandeglang.id – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mencatat ekspor pertanian menunjukkan kenaikan sebesar 4,27% (MoM), begitu pula dengan sektor pertambangan yang meningkat sebesar 6,61% (MoM).
Adapun beberapa produk nonmigas yang mengalami peningkatan signifikan di bulan Juli 2022 yaitu pulp dari kayu (HS 47) dengan peningkatan sebesar 48,54% (MoM), tembakau dan rokok (HS 24) sebesar 14,48% (MoM); bahan kimia anorganik (HS 28) sebesar 9,87% (MoM), tembaga dan produknya (HS 74) sebesar 8,34% (MoM), kopi, teh, dan rempah (HS 09) sebesar 7,40% (MoM), serta lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) sebesar 5,31% (MoM).
“Khusus untuk kenaikan ekspor produk lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) sebesar 5,31% atau senilai USD3,56 miliar, hal ini merupakan dampak dari sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah," imbuh Mendag dikutip dari keterangan resminya, Kamis (18/8/2022).
Sejumlah kebijakan tersebut, lanjutnya, yaitu kebijakan flush out yang masih berlaku sampai 31 Juli 2022, kebijakan rasio pengali besaran volume ekspor terhadap distribusi kebutuhan dalam negeri dinaikkan dari 1:5 menjadi 1:7 mulai 4 Juli 2022 berdasarkan Kepdirjen Daglu Nomor 13 tahun 2022.
Kemudian tarif pungutan ekspor ditiadakan mulai 15 Juli 2022 sampai 31 Agustus 2022 berdasarkan PMK 115 tahun 2022, serta kebijakan rasio pengali besaran volume ekspor terhadap distribusi kebutuhan dalam negeri dinaikkan dari 1:7 menjadi 1:9 mulai 29 Juli 2022 berdasarkan Kepdirjen Daglu Nomor 14 tahun 2022.
Di samping itu, Zulhas menyampaikan, ekspor nonmigas Indonesia pada Juli 2022 masih menunjukkan penguatan pada sebagian besar negara mitra dagang utama.
Pertumbuhan ekspor nonmigas tertinggi terjadi ke Polandia yang tumbuh mencapai 106,68% MoM, diikuti Spanyol (59,49%), Hongkong (25,95%), Taiwan (19,51%), dan Uni Emirat Arab (15,36%).
Jika ditinjau menurut kawasan, kenaikan terbesar terjadi pada ekspor ke Afrika Tengah yang tumbuh 106,05%, diikuti dengan Karibia (73,24%) dan Asia Tengah (55,36%).
“Kenaikan ekspor nonmigas Indonesia ke sejumlah kawasan pada Juli 2022 merupakan indikasi positif dampak kebijakan perdagangan internasional Indonesia pada awal semester II 2022 ini,” tegasnya.
Editor : Iskandar Nasution