get app
inews
Aa Read Next : Ini Alasan Partai Nasdem Meminang Anies Baswedan Jadi Calon Presiden 2024

Menyentil Partai Nasdem, Pengamat Ingatkan Bahaya Partai Ojek Bagi Demokrasi

Kamis, 23 Juni 2022 | 06:44 WIB
header img
Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan keserentakan Pileg, Pilpres, dan Pilkada 2024 nanti akan menunjukkan kualitas mana yang partai kader, partai populis, dan partai transaksional pragmatis. Foto/MNCMedia

Jakarta, iNewsPandeglang.id – Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan keserentakan Pileg, Pilpres , dan Pilkada 2024 nanti akan menunjukkan kualitas mana yang partai kader, partai populis, dan partai transaksional pragmatis.

 Menurutnya, akan kelihatan mana yang menjadi partai “ojek politik” yang hanya menghantarkan calon non partai atau mendukung kader partai lain untuk maju kontestasi elektoral.

"Misalnya saja Partai Nasdem yang mengusung Anies Baswedan, ada hipotesis yang menyatakan hal tersebut akan ikut memberi pengaruh terhadap elektabilitas Partai Nasdem (cottail effect). Namun pada saat yang sama, sayangnya itu sekaligus membuktikan Partai Nasdem gagal melakukan kaderisasi karena tidak mampu menghasilkan calon yang berasal dari kader internal Nasdem sendiri (tradisi meritokrasi)," ujarnya kepada media, Kamis (23/6/2022).

Dia menilai partai ojek politik mungkin pantas disematkan kepada Nasdem. Partai dalam konteks ini bisanya jadi penghantar saja, karena hanya bisa mengusung tokoh eksternal maju di Pilpres atau Pilkada. "Nasdem dinilai jadi partai yang belum berhasil menelurkan kader terbaik untuk maju dalam kontes nasional,” ucapnya.

Seperti “Ojek” ketika seorang tokoh berhasil maju dan dihantarkan pada kursi orang nomor satu pada Pilpres atau Pilkada tentu ini tidak baik bagi partai itu sendiri. Belum lagi kalau ada deal-deal tertentu dengan calon-calon yang diusung nantinya.

“Kan mirip ojek. Setelah diantarkan ke kursi Presiden atau kursi kepala daerah, lalu dapat deal-deal. Setelah itu bisa aja pada periode berikutnya pakai partai ojek politik yang sama atau pake partai ojek politik lainnya tanpa harus jadi kader, tanpa harus mengakar di partai. Ini bahaya sekali bagi demokrasi,” jelasnya.

Pangi mencontohkan tiga tokoh yang muncul sebagai rekomendasi dari Partai Nasdem bakal calon presiden yang akan diusung dalam Pilpres 2024 mendatang yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Anies bukan kader partai manapun, dan Panglima TNI aktif Jenderal Andika Perkasa bukan kader Partai Nasdem serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kader partai PDIP, lalu kok kenapa bukan kader Nasdem yang diusung,” tegasnya.

Dia menambahkan apa guna partai kalau yang didukung non partai atau kader partai lain, itu mungkin makna partai ojek politik bagi Nasdem.

“Lama-lama orang akan bilang ngapain masuk parpol (deparpolisasi) kalau gampang jadi capres atau kepala daerah tanpa harus jadi kader partai yang mengakar. Hanya bermodal racikan elektoral, modal logistik semata dengan gampang “overconfidence” dicalonkan menjadi capres oleh partai politik," tutupnya.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut