Kerugian Mencapai Ratusan Juta Rupiah
Dengan harga susu sekitar Rp8.000 per liter, jumlah susu yang terbuang mencapai nilai yang fantastis. "Susu yang terbuang hari ini mencapai sekitar 50 ribu liter atau 50 ton, dengan nilai kerugian sekitar 400 juta rupiah," tambah Sriyono. Menurutnya, kondisi ini telah berlangsung sejak September dan mencapai puncaknya dalam beberapa hari terakhir.
Dalam aksi tersebut, para peternak menyampaikan harapan agar pemerintah dapat segera mencari solusi atas permasalahan ini. Dono Nugroho mengatakan, "Kami merasa tertekan dengan kebijakan ini. Susu kami jadi tidak laku, padahal ini satu-satunya mata pencaharian kami. Harapan kami, pemerintah hadir dan membantu para peternak lokal di saat sulit seperti ini."
Sriyono juga berharap pemerintah memperhatikan masalah ini dan melindungi produk susu lokal dari tekanan produk impor. "Kami minta pemerintah memberi perhatian lebih agar susu lokal tetap bisa terserap dan peternak tidak semakin rugi," jelasnya.
Salah satu warga yang menerima susu gratis dari peternak juga ikut memberikan dukungan. "Kami bersyukur bisa mendapat susu gratis, tapi miris melihat perjuangan peternak yang harus membuang hasil kerja keras mereka. Semoga ada jalan keluar agar mereka tidak terus dirugikan," ujarnya.
Dengan adanya aksi protes ini, para peternak Boyolali berharap pemerintah dan pihak terkait bisa segera merespons keluhan mereka dan menciptakan kebijakan yang adil bagi peternak lokal di tengah persaingan dengan produk impor. Bagi para peternak, kondisi ini bukan hanya soal keuntungan, tetapi tentang keberlangsungan usaha mereka dan ketahanan pangan nasional.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait