3. Rakyat Tidak Apatis
Anies menolak anggapan bahwa rakyat Indonesia apatis terhadap kondisi demokrasi. Anies menegaskan, "Tidak benar bahwa masyarakat Indonesia apatis atau acuh tak acuh terhadap kondisi demokrasi. Sama sekali tidak. Harapan itu masih menyala. Harapan itu bersinar terang, dan Insya Allah akan terus bersinar terang. Harapan itu harus terus kita pupuk dan kita perluas bersama."
Ia mengatakan bahwa rakyat masih peduli dan siap mengawal demokrasi, seperti yang ditunjukkan dalam protes terkait putusan MK. "Maka, peluang yang diberikan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) itu bisa dimanfaatkan, meski di beberapa daerah, para pihak belum merespons aspirasi tulus dari masyarakat."
4. Takdir Tuhan
Anies mengakui bahwa takdir Tuhan menentukan dirinya untuk tidak berpartisipasi dalam Pilkada 2024. Meski tidak maju, ia merasa lega dengan keputusan ini.
"Jujur saja, selalu ada rasa lega ketika melewati persimpangan jalan. Ketika amanah diberikan, itu artinya Allah yakin itu jalan terbaik, dan ketika amanah tidak diberikan, saya yakin Allah melindungi kita. Itulah yang saya alami selama ini. Melihat situasi dan hasilnya, saya yakin akan ada hikmah dan pelajaran besar yang akan saya dapatkan."
5. Penyesalan Tidak Bisa Membantu Rakyat Miskin
Anies menyesal karena tidak bisa memenuhi harapan rakyat miskin di Jakarta, terutama yang tinggal di kampung-kampung kumuh. Ia meminta maaf karena tidak dapat mewujudkan aspirasi mereka.
Anies Baswedan menyatakan, "Kalau Anda tanya saya ada penyesalan, ya, ada. Ada penyesalan." Ia menyebutkan bahwa ia menyesal tidak dapat memenuhi aspirasi warga di lingkungan kumuh Jakarta, yang selama ini menjadi fokus perhatiannya.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait