"Dari cerita yang ada di masyarakat, masjid kuno ini merupakan tempat berkumpulnya para Wali Songo," ujar Majali pada suatu kesempatan.
Meskipun telah mengalami pergantian pada bagian atapnya pada tahun 1995 dengan menggunakan genteng, struktur bangunan utama masjid masih dipertahankan. Awalnya, genteng masjid menggunakan anyaman daun kelapa atau sering disebut hateup, namun karena kerap rusak akibat usia, kemudian diganti dengan genteng.
"Daun kelapa sering kali rusak termakan usia sehingga harus sering diganti," tuturnya.
Hingga saat ini, Masjid Baitul Arsy masih menjadi tujuan kunjungan banyak masyarakat, baik dari Kabupaten Pandeglang maupun dari luar daerah.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait