Kendala jarak dan waktu sebenarnya bukan hal baru bagi mereka. Sejak awal kedatangan di Australia, mereka telah menyadari bahwa fasilitas ibadah seperti masjid tidak sebanyak di Indonesia. Namun, kondisi tersebut justru memberi motivasi bagi mereka untuk lebih tekun dalam melaksanakan ibadah.
Perjalanan panjang menuju masjid, kata Arif, justru menjadi momen hangatnya kebersamaan masyarakat Muslim Harvey. Selama perjalanan, mereka saling berbagi cerita dan pengalaman serta saling menguatkan iman satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan ukhuwah Islamiyah di antara mereka tetap terjaga dengan baik, meskipun mereka berada jauh dari Tanah Air.
Kebahagiaan yang mereka rasakan saat sampai di masjid hingga melaksanakan Salat Tarawih berjemaah, tak dapat digantikan oleh apa pun. Ini menjadi bukti, iman dan semangat alam menjalankan ibadah tidak pudar.
Tama, seorang jemaah dari Aceh, mengungkapkan perasaannya kepada Dai Ambassador Dompet Dhuafa, Ustaz Arif Ahmad Fauzi.
“Perjalanan ini memang melelahkan, tapi ketika kita sampai di masjid dan melihat saudara-saudara kita yang lain, semua rasa lelah itu hilang. Ini adalah perjalanan iman kita,” kata Tama, mengungkapkan perasaannya tentang pengalaman mereka.
Meski membahagiakan, perjalanan itu nyatanya tidak selalu mulus. Mereka dihadapkan pada banyak tantangan dan rintangan, mulai dari cuaca yang tidak menentu, kendala transportasi, hingga rasa lelah fisik karena harus bekerja dari pagi hingga sore. Namun, semua itu tidak mengurangi semangat mereka untuk tetap melaksanakan Salat Tarawih.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait