Meski Harga Beras Mahal, Masyarakat Adat Kasepuhan Cicarucub Tetap Tenang, Ini Rahasianya

Iskandar Nasution
Warga masyarakat adat Kasepuhan Cicarucub di Desa Neglasari, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten sedang menumbuk padi. Foto iNews/Iskandar Nasution

Ukuran leuit dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan ketersediaan padi yang dimiliki oleh pemiliknya. Leuit biasanya mampu menampung ratusan hingga ribuan ikat padi. Berdasarkan informasi yang diberikan, padi yang disimpan di leuit dapat bertahan selama 5 hingga 10 tahun. 

Supriatna menyebut, praktik penyimpanan hasil panen padi di lumbung padi  (leuit) dan proses tradisional nutu (numbuk padi) . Praktik ini bertujuan untuk menjaga kebutuhan pangan masyarakat dalam jangka waktu yang lebih panjang dan sebagai langkah antisipasi terhadap fluktuasi harga beras di pasaran.

Proses penumbukan padi secara tradisional disebut "nutu", di mana padi ditumbuk untuk memisahkan bulir dari kulitnya. Meskipun ada penggilingan modern tersedia, beberapa desa masih mempertahankan tradisi penumbukan padi karena alasan budaya dan kebiasaan yang telah berlangsung sejak lama. 

"Padi yang disimpan di leuit biasanya tidak dijual, namun ada istilah "ngahampangkeun" di mana padi yang sudah lama disimpan akan digilir dan dipergunakan," ujarnya.

Rahasia masyarakat Adat Kasepuhan Cicarucub tetap tenang saat krisis pangan akibat lonjakan harga beras ataupun kekeringan faktor sistem penyimpanan tradisional juga kemandirian pangan, solidaritas komunitas, ketahanan budaya, dan keterlibatan dalam usaha alternatif, semuanya mungkin menjadi kunci di balik ketenangan masyarakat adat Kasepuhan Cicarucub dalam menghadapi lonjakan harga beras.

Editor : Iskandar Nasution

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network