Kisah Tugu Cibaliung di Pandeglang, Sejarah Kelam Kekejaman Laskar Bambu Runcing

Epul Galih
Tugu Cibaliung yang berada di Kampung Dahu Satu, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cibaliung,Pandeglang, Banten merupakan saksi bisu sejarah kelam kekejaman Laskar Bambu Runcing. Foto tangkapan layar youtube Guide Kasarung.

Strategi ini terpaksa dilakukan mengingat persenjataan yang dimiliki para TNI belum bisa mengimbangi kelengkapan dan kecanggihan persenjataan tentara Belanda. Pada Agustus 1949, Pemerintah Indonesia dan Belanda  setuju  untuk mengakhiri gencatan senjata  yang mengawali akhir dari peperangan. Letkol Eri Soedewo  pun ditarik ke pusat meenjabat Kepala Staf Divisi Siliwangi. 

Saat  pemerintah Banten dan masyarakat bekerja sama gotong royong memperbaiki fasilitas yang rusak dan hancur akibat perang,  sekitar 400 orang anggota Laskar Bambu Runcing yang dipimpin Khaerul Saleh yang merupakan para pengikut Tan Malaka datang ke Cibaliung  melalui jalur Malingping, Lebak Selatan, untuk menghindari pasukan tentara Belanda dan TNI.

Para gerombolan tersebut berupaya untuk menguasai dan menduduki wilayah Cibaliung yang notabene secara administratif kawedanan. Gerombolan- gerombolan Laskar Bambu Runcing mulai melakukan aksinya.

Di wilayah itu, gerombolan mulai berhasil menangkap dan menawan Wakil Residen Banten Ahmad Fathoni, Kepala Polisi Wilayah (Kapolwil) Keresidenan Banten, Komisiaris Tingkat I, Joesoef Martadilaga dan Kapten TNI, Moechtar Tresna  selama satu hari.

Editor : Iskandar Nasution

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network