Strategi ini terpaksa dilakukan mengingat persenjataan yang dimiliki para TNI belum bisa mengimbangi kelengkapan dan kecanggihan persenjataan tentara Belanda. Pada Agustus 1949, Pemerintah Indonesia dan Belanda setuju untuk mengakhiri gencatan senjata yang mengawali akhir dari peperangan. Letkol Eri Soedewo pun ditarik ke pusat meenjabat Kepala Staf Divisi Siliwangi.
Saat pemerintah Banten dan masyarakat bekerja sama gotong royong memperbaiki fasilitas yang rusak dan hancur akibat perang, sekitar 400 orang anggota Laskar Bambu Runcing yang dipimpin Khaerul Saleh yang merupakan para pengikut Tan Malaka datang ke Cibaliung melalui jalur Malingping, Lebak Selatan, untuk menghindari pasukan tentara Belanda dan TNI.
Para gerombolan tersebut berupaya untuk menguasai dan menduduki wilayah Cibaliung yang notabene secara administratif kawedanan. Gerombolan- gerombolan Laskar Bambu Runcing mulai melakukan aksinya.
Di wilayah itu, gerombolan mulai berhasil menangkap dan menawan Wakil Residen Banten Ahmad Fathoni, Kepala Polisi Wilayah (Kapolwil) Keresidenan Banten, Komisiaris Tingkat I, Joesoef Martadilaga dan Kapten TNI, Moechtar Tresna selama satu hari.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait