Kegiatan talkshow sendiri dibuka oleh Kepala SPTN Wil.Il Pulau Handeuleum Ujang Acep, S.Hut dengan narasumber Pringgo A Wijaya Bank Indonesia Provinsi Banten Unit Implementasi Pengelolaan Rupiah, dan Dinny Masyita dari Srikandi Nusantara.
Hadir pula peserta dari Komunitas Paniis Lestari Banten, Mahasiswa Penjelajah Alam Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Volunteer Potensi SAR, Srikandi Nusantara, Staf SPTNW II Handeuleum, dan Voluntrip.
Ujang Acep menerangkan hingga 2022 tercatat terdapat sekitar 80 spesies individu Badak Jawa yang berada di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Identifikasi individu badak jawa berdasarkan hasil rekaman kamera jebak dengan menggunakan metode Album.
"Selain itu, beberapa ancaman keberadaan spesies Badak Jawa seperti perburuan, penularan penyakit, bencana alam, sifat perilaku, hingga genetic/inbreeding (perkawinan sekerabat) menjadi perhatian serius dalam melestarikan satwa Badak. Kita juga saat ini sedang berupaya untuk mengoptimalkan kegiatan monitoring badak," katanya dalam keterangan tersebut dikutip.
Ujang pun berharap untik ke depannya di kawasan JRSCA yang sudah dibangun, bisa menunjang dalam melakukan penelitian perkembangbiakan dan pelestarian Badak Jawa. Pelestarian spesies Badak Jawa ini perlu dukungan dan peran aktif dari para stakeholder serta dari semua kalangan.
"Kami berharap semuanya baik pemerintah maupun stakeholder lainnya bersama-sama ikut menjaga dan melestarikan badak jawa dan habitatnya tidak ada aktifitas illegal di dalam kawasan TNUK," tuturnya.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait