"Jadi dia dalam kondisi tidur ya kecapean harus ngemos nelpon saya minta maaf ke saya karena ditelepon saya nggak diangkat itu yang membuat saya sampai saat ini ingat terus," tuturnya.
Elvira berharap keadilan ditegakkan bagi anaknya yang tidak bersalah telah dibunuh secara sadis. "Kenapa harus dibunuh anak saya sudah pernah membantu melihat ceritanya dia ngaku kalau pernah diutangi tapi kenapa apa ya balas jasanya kepada anak saya gitu kalau ambil hartanya monggo diambil, ndak usah dibunuh," ucapnya.
Civitas Akademika Universitas Indonesia Untung Yuwono selaku Wakil Dekan FIB UI menyatakan, duka mendalam atas kematian salah satu mahasiswanya. Almarhum Zidan dikenal sebagai mahasiswa berprestasi dengan IPK 3,8, minatnya pada bahasa Rusia sudah terlihat sejak SMA, bahkan Zidan bertekad mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Rusia.
"Di samping berprestasi dalam akademik, almarhum juga sangat berprestasi dalam bidang non akademik. Mas Zidan juga bercerita sebelum beliau wafat beliau akan mengikuti suatu pertandingan isport pertandingan isport ya dan masih dan sangat.. sangat ingin sekali menguasai bahasa dan ilmu tentang ke-Rusiaan yang almarhum tempuh," ucapnya.
Itulah kesaksian keluarga korban, Mahasiswa Universitas Indonesia yang dibunuh secara sadis. Semoga korban diampuni segala dosanya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran!
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait