LUMAJANG, iNewsPandeglang.id - Kepergian Muhammad Naufal Zidan, Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang dibunuh dengan cara tragis oleh seniornya menyisakan duka mendalam, terutama bagi sang ibunda Elvira Rustina. Pelaku tega membunuh putranya itu di kamar kos kawasan Kukusan, Beji, Depok pada Rabu, (2/8/2023) lalu.
Saat ditemui wartawan di kediamannya, sang ibunda almarhum pun menceritakan momen-momen pertemuan terakhir saat melepas putra tercintanya untuk menimba ilmu jauh dari keluarga.
Tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada kehilangan seorang anak. Itulah yang dirasakan Elvira Rustina, ibunda Muhammad Naufal Zidan untuk kembali menuntut ilmu di kampus UI.
"Pengalaman yang membuat saya gantar tidak pernah dia (Almarhum) mau diajak foto. Jadi momen apa saja kalau diajak foto itu sulit sekali kalau ndak lagi mood dia nggak mau, waktu itu di bandara mama ndak kepengen foto sama saya?, itu yang membuat saya sampai sekarang ya," ucapnya seperti dalam video wawancara TV RCTI, Minggu (6/8/2023).
Terus lanjut dia, setelah foto ini yang kedua masuk ke bandara, biasanya jika sudah masuk dua sudah gak perdulikan sang ibu dan bapaknya, namun kata Elvira, yang terakhir ini tidak. Zidan tetap memperlihatkan seakan-akan menoleh terus ke belakang yang merasakan ini bapaknya. "Itu yang tidak kami sadari bahwa ini adalah sesuatu yang terakhir bagi saya," katanya dengan nada sedih.
Kemudian pada malam 1 Agustus 2023, Elvira mencoba menelpon almarhum, namun tidak diangkat ternyata ketiduran, dan Zidan pun menelpon balik. Menurut Elvira, itu adalah momen yang terakhir dia ketemu wajah anaknya.
"Jadi dia dalam kondisi tidur ya kecapean harus ngemos nelpon saya minta maaf ke saya karena ditelepon saya nggak diangkat itu yang membuat saya sampai saat ini ingat terus," tuturnya.
Elvira berharap keadilan ditegakkan bagi anaknya yang tidak bersalah telah dibunuh secara sadis. "Kenapa harus dibunuh anak saya sudah pernah membantu melihat ceritanya dia ngaku kalau pernah diutangi tapi kenapa apa ya balas jasanya kepada anak saya gitu kalau ambil hartanya monggo diambil, ndak usah dibunuh," ucapnya.
Civitas Akademika Universitas Indonesia Untung Yuwono selaku Wakil Dekan FIB UI menyatakan, duka mendalam atas kematian salah satu mahasiswanya. Almarhum Zidan dikenal sebagai mahasiswa berprestasi dengan IPK 3,8, minatnya pada bahasa Rusia sudah terlihat sejak SMA, bahkan Zidan bertekad mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Rusia.
"Di samping berprestasi dalam akademik, almarhum juga sangat berprestasi dalam bidang non akademik. Mas Zidan juga bercerita sebelum beliau wafat beliau akan mengikuti suatu pertandingan isport pertandingan isport ya dan masih dan sangat.. sangat ingin sekali menguasai bahasa dan ilmu tentang ke-Rusiaan yang almarhum tempuh," ucapnya.
Itulah kesaksian keluarga korban, Mahasiswa Universitas Indonesia yang dibunuh secara sadis. Semoga korban diampuni segala dosanya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran!
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait