Bagaimana dengan cinta dalam konteks romantis? Ini disebut dengan ketertarikan, saat kita mengalami keterikatan, zat dopamin, norepinefrin, dan serotonin mengalir ke seluruh tubuh.
Tentu saja, ketika orang merasakan cinta dalam konteks romantis untuk waktu yang lama, mereka juga mengembangkan rasa keterikatan.
Itu berarti otak mereka juga melepaskan zat oksitosin dan vasopresin. Para ahli telah menemukan bahwa otak sering kali terus mengirimkan zat kimia ini ketika hubungan ini berakhir. Itu bisa menjadi pengalaman yang sangat sulit.
Bagaimana proses ketika Anda baru saja naksir seseorang? Tentu saja, ini berbeda dengan cinta dalam konteks romantis.
Otak Anda melepaskan testosteron dan estrogen, terkadang naksir bisa berubah menjadi ketertarikan atau bahkan keterikatan setelah beberapa waktu. Di lain waktu, rasa suka itu bisa hilang begitu saja.
Artikel ini telah tayang di halaman okezone.com dengan judul Apakah Rasa Cinta Bisa Diteliti dengan Sains? Cek Faktanya
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait