Cinta Bisa Diteliti dengan Sains, apakah dari Hati? Cek di Sini Faktanya

Andera Wiyakintra
Cinta dalam sains. Foto ilustrasi Freepik

JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Istilah cinta tentu banyak memiliki arti, tak jarang banyak ungkapan yang menyebut bahwa cinta itu datangnya dari hati. Ya, kali ini bahwa cinta bisa diteliti dengan sains akan kami bahas dalam artikel ini untuk diketahui.

Tak jarang pula orang mengatakan bahwa mereka "mencintai" suatu benda, dalam hal ini diartikan mereka benar-benar menyukai atau menikmati benda itu.

Tentu berbeda lagi arti “cinta”  apabila Anda mengatakan "mencintai" orang lain atau sekelompok orang.

Meski demikian arti cinta antar manusia, juga berbeda-beda. Cara Anda mencintai keluarga Anda, tentu saja akan berbeda dengan cara Anda mencintai teman-teman Anda dan tentu saja akan sangat berbeda dengan cara Anda mencintai pasangan ada rasa deg-degan, cemburu, dan perasaan lain yang sering didefinisika  dengan sayang dan  cinta.  Dengan penjelasan tersebut, definisi cinta benar-benar abstrak.

Namun, ternyata rasa cinta bisa dijelaskan lewan sains, atau setidaknya, sains dapat memberi tahu kita apa yang terjadi di dalam otak saat seseorang merasakan cinta.

Saat Anda mencintai rekan dan keluarga Anda, tentu Anda ingin menghabiskan waktu bersama mereka. Anda ingin mereka menjadi bagian dari hidup Anda untuk waktu yang lama.

Itu disebut keterikatan, dan itu adalah salah satu jenis cinta. Ketika Anda berada di sekitar orang-orang yang Anda anggap memiliki keterikatan, otak Anda bereaksi dengan cara tertentu.

Seperti dilansir dari Wonderopolis, Otak melepaskan banyak sekali dua zat kimia yaitu oksitosin dan vasopresin. Zat kimia ini membuat Anda merasa terikat pada orang yang Anda cintai sebagai keluarga dan teman.

Bagaimana dengan cinta dalam konteks romantis? Ini disebut dengan ketertarikan, saat kita mengalami keterikatan, zat dopamin, norepinefrin, dan serotonin mengalir ke seluruh tubuh.

Tentu saja, ketika orang merasakan cinta dalam konteks romantis untuk waktu yang lama, mereka juga mengembangkan rasa keterikatan.

Itu berarti otak mereka juga melepaskan zat oksitosin dan vasopresin. Para ahli telah menemukan bahwa otak sering kali terus mengirimkan zat kimia ini ketika hubungan ini berakhir. Itu bisa menjadi pengalaman yang sangat sulit.

Bagaimana proses ketika Anda baru saja naksir seseorang? Tentu saja, ini berbeda dengan cinta dalam konteks romantis.

Otak Anda melepaskan testosteron dan estrogen, terkadang naksir bisa berubah menjadi ketertarikan atau bahkan keterikatan setelah beberapa waktu. Di lain waktu, rasa suka itu bisa hilang begitu saja.

Artikel ini telah tayang di halaman okezone.com dengan judul Apakah Rasa Cinta Bisa Diteliti dengan Sains? Cek Faktanya

Editor : Iskandar Nasution

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network