5 Tahun Hidup di Huntara: Warga Cigobang Lebak Berebut Air Sawah demi Bertahan Hidup

Odah, penyintas lain, menceritakan trauma saat rumahnya rata dengan tanah. “Saya lari cuma pakai baju tidur. Semua habis, rumah, padi, nggak sempat selamatkan apa-apa," kenangnya.
Kondisi huntara sangat memprihatinkan. Bocor saat hujan, panas menyengat siang hari, dan tak ada kepastian soal relokasi. “Kami hanya ingin rumah yang layak,” keluh Odah.
Yang lebih menyedihkan, ada penghuni huntara yang kini tak lagi bisa bekerja karena sakit paru-paru. “Berobat gratis, tapi ongkos ke rumah sakit aja nggak ada. Motor juga nggak punya,” ucap pria paruh baya tersebut lirih.
Sebagai informasi, bencana besar yang melanda Cigobang pada awal 2020 menghancurkan puluhan rumah dan menewaskan enam warga. Kampung tersebut kini menjadi kampung mati karena warga belum berani kembali akibat trauma dan kekhawatiran akan bencana susulan.
Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat 177 kepala keluarga (525 jiwa) masih menetap di Huntara Cigobang 1–4 dalam kondisi jauh dari standar kelayakan.
Editor : Iskandar Nasution