Sejarah Unik Kereta Api Rangkasbitung-Labuan yang Kembali Hidup: Apa yang Membuatnya Istimewa?

PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Kereta api Rangkasbitung-Labuan, yang pertama kali beroperasi pada 1906, kini kembali hidup melalui rencana reaktivasi dalam Proyek Strategis Nasional. Jalur bersejarah ini membawa harapan baru bagi sektor transportasi dan pariwisata di Banten.
Kereta api Rangkasbitung-Labuan memiliki sejarah panjang yang dimulai pada 18 Juni 1906. Jalur sepanjang 56,233 kilometer ini menghubungkan Kabupaten Lebak dan Pandeglang di Banten. Awalnya dibangun oleh Perusahaan Staatsspoorwegen (SS) untuk memperlancar distribusi garam dan barang dari Labuan ke Batavia (sekarang Jakarta).
Selain menjadi jalur distribusi barang, kereta api ini juga menjadi moda transportasi favorit bagi warga pribumi dan Noni Belanda yang sering berwisata ke Pantai Carita.
Pada masa kolonial, kereta api ini mengangkut berbagai komoditas seperti garam, hasil tangkapan ikan, dan produk pertanian. Perjalanan kereta berhenti di 17 stasiun dan halte kecil sepanjang rutenya. Namun, setelah 76 tahun beroperasi, layanan kereta api ini dihentikan pada 1984.
Meski jalur ini tidak lagi beroperasi, kenangan masyarakat Banten terhadap kereta api ini tetap hidup. Salah satunya, Elly Djuhaedi, seorang tokoh Lebak, mengenang masa kecilnya dengan kereta yang dikenal dengan sebutan "kereta jus" karena asap hitam yang keluar dari cerobongnya.
"Kami sering bercampur dengan hewan seperti kambing dan ayam," kenangnya.
Kini, setelah puluhan tahun, ada kabar baik bagi masyarakat Banten. Jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan akan diaktifkan kembali sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) 2025-2029. Reaktivasi ini diharapkan bisa menghidupkan kembali transportasi yang sangat penting bagi masyarakat dan sektor pariwisata setempat.
Pada kunjungan ke Pandeglang pada Senin, 17 Maret 2025, Ferdian Suryo Adhi Pramono, Kepala Balai Perkeretaapian Kelas 1 Jakarta, mengungkapkan bahwa reaktivasi jalur ini dijadwalkan selesai antara 2025 hingga 2029. Proses selanjutnya akan melibatkan survei lahan dan penyusunan peta bidang tanah yang dibutuhkan untuk proyek ini.
Bupati Pandeglang, Dewi Setiani, menyambut baik rencana reaktivasi tersebut. "Dengan beroperasinya kembali kereta api Rangkasbitung-Pandeglang, kami berharap pertumbuhan ekonomi daerah akan semakin pesat. Akses yang lebih mudah akan meningkatkan kunjungan wisata, yang pada gilirannya berdampak positif pada ekonomi daerah," ujarnya.
Editor : Iskandar Nasution