Gempa M5,0 Guncang Bayah Banten Disusul M3,0 di Sukabumi, BMKG Jelaskan Penyebab dan Dampaknya!

PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id – Gempa bumi berkekuatan M5,0 mengguncang Bayah, Banten, pada Sabtu (15/3/3025) pagi, disusul gempa M3,0 di Sukabumi beberapa jam kemudian. BMKG memastikan kedua gempa ini tidak berpotensi tsunami dan menjelaskan bahwa aktivitas subduksi lempeng menjadi penyebab utama.
Gempa pertama terjadi di Bayah dengan magnitudo M5,0 pada pukul 06.55 WIB, sementara gempa kedua berkekuatan M3,0 mengguncang Sukabumi sekitar pukul 09.53 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa gempa di Bayah, Banten, terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
"Gempa yang terjadi di wilayah Bayah, Banten, merupakan gempa tektonik akibat aktivitas subduksi. Hasil analisis menunjukkan mekanisme sumber berupa pergerakan naik (thrust fault)," jelas Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, ST, MM.
Sementara itu, gempa M3,0 di Sukabumi disebabkan oleh aktivitas sesar aktif bawah laut.
"Gempa dengan magnitudo M3,0 di Sukabumi merupakan gempa tektonik dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif bawah laut. Getarannya dirasakan lemah dan tidak berpotensi menimbulkan kerusakan," tambah Hartanto.
Dampak dan Wilayah yang Merasakan Getaran
BMKG mencatat bahwa gempa M5,0 di Bayah dirasakan cukup luas, dengan intensitas III MMI di Palabuhan Ratu, Cicurug, Cianjur, Lebak, dan Pandeglang. Getarannya terasa seperti truk besar yang melintas. Sementara di Serang, Depok, dan Tangerang, guncangan dirasakan lebih lemah pada skala II-III MMI.
Adapun gempa M3,0 di Sukabumi hanya terasa di wilayah Samarang, Garut, dengan skala II MMI, yang berarti hanya beberapa orang merasakan getaran, dan benda-benda ringan yang digantung sempat bergoyang.
BMKG menegaskan bahwa kedua gempa ini tidak berpotensi tsunami dan hingga pukul 10.20 WIB, belum ada laporan adanya gempa susulan yang signifikan.
"Hingga saat ini, belum ada aktivitas gempa susulan yang perlu diwaspadai. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," pungkas Hartanto.
Editor : Iskandar Nasution