Fenomena TKI dari Lebak: Mengapa Wanasalam dan Cijaku Jadi Penyumbang Terbanyak?
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/15/f9fb9_ilustrasi-tki.jpg)
LEBAK, iNewsPandeglang.id - Bekerja di luar negeri menjadi pilihan bagi banyak warga Kabupaten Lebak, Banten terutama dari Kecamatan Wanasalam dan Cijaku. Mereka berharap mendapatkan penghasilan lebih baik untuk meningkatkan taraf hidup keluarga.
Namun, di balik harapan itu, ada pengorbanan besar yang harus mereka hadapi. Banyak yang harus meninggalkan anak-anak mereka sejak kecil, merelakan momen berharga seperti ulang tahun, kelulusan, atau sekadar makan bersama di rumah. Tidak sedikit ibu yang harus menahan air mata saat berpamitan di bandara, berharap bisa pulang dengan membawa perubahan bagi keluarga mereka.
Sementara itu, bagi anak-anak yang ditinggalkan, rindu menjadi bagian dari keseharian. Ada yang tumbuh tanpa kehangatan pelukan ibu, ada yang hanya mengenal sosok ayah lewat panggilan video. Bagi mereka, kalender bukan hanya sekadar penanda waktu, tetapi juga alat untuk menghitung hari kepulangan orang tua yang mereka rindukan.
Di balik fenomena ini, kecamatan Wanasalam dan Cijaku menjadi penyumbang terbanyak pengiriman pekerja migran dari Kabupaten Lebak. Di Wanasalam, tercatat ada 25 orang yang berangkat bekerja ke luar negeri, sementara Cijaku mengirimkan 24 orang.
Sementara itu, kecamatan lainnya juga berpartisipasi, dengan angka yang lebih kecil namun tetap signifikan. Bahkan, seluruh kecamatan di Kabupaten Lebak mengirimkan pekerja migran, kecuali Kecamatan Sobang, yang tidak memiliki pengiriman pekerja pada tahun 2024.
Data dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Lebak menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 227 calon pekerja migran Indonesia (CPMI) telah menjalani verifikasi awal dokumen. Lima kecamatan dengan jumlah CPMI terbanyak adalah:
1. Wanasalam – 25 orang
2. Cijaku – 24 orang
3. Cirinten – 21 orang
4. Malingping – 18 orang
5. Rangkasbitung – 13 orang
Editor : Iskandar Nasution