Para warga percaya bahwa kondisi alam yang terganggu dan hilangnya banyak babi hutan akibat virus ASF (African Swine Fever) berkontribusi pada meningkatnya agresivitas ular piton. Rantai makanan yang terputus memaksa piton untuk mencari makanan lain, termasuk manusia, yang lebih mudah ditemui di wilayah hutan.
Kasus ini menambah daftar insiden mengerikan terkait ular piton di kawasan tersebut, dan membuat keprihatinan warga setempat tentang keselamatan mereka saat beraktivitas di area hutan yang penuh dengan bahaya. Masyarakat kini semakin waspada dan diharapkan untuk lebih berhati-hati agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Piton raksasa sendiri dikenal memiliki kemampuan untuk menelan mangsa yang jauh lebih besar dari ukuran tubuh mereka, dan kejadian ini menjadi peringatan bagi warga agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas di alam liar.
Editor : Iskandar Nasution