“Saya mosi tidak percaya pada pimpinan sidang. Saya rasa ini adalah bentuk manipulasi yang tidak bisa diterima. Bagaimana aspirasi masyarakat bisa diterima jika yang hadir hanya segelintir orang?” ujarnya Musa dengan penuh emosi.
Musa menyatakan bahwa tindakan ini adalah bentuk protes terhadap proses yang dianggapnya tidak transparan dan tidak menghargai kerja keras anggota DPRD yang telah turun ke lapangan. “Kami capek-capek turun selama delapan hari untuk mendengarkan suara masyarakat, tapi saat paripurna, banyak anggota dewan yang justru tidak hadir. Ini sangat mengecewakan bagi kami dan masyarakat yang berharap," tambahnya.
Tindakannya untuk walk out (keluar dari ruang rapat) bukan hanya untuk menyuarakan ketidakpuasan, tetapi juga sebagai upaya menjaga integritas rapat dan memastikan aspirasi masyarakat bisa didengar dan ditindaklanjuti dengan serius. Musa menekankan bahwa hal seperti ini tidak boleh terulang, dan anggota DPRD harus lebih menghargai tanggung jawab mereka terhadap rakyat.
Musa menyebut adanya oknum yang diduga terlibat dalam manipulasi absensi, mengingat jumlah anggota yang hadir tidak sesuai yang tercatat dalam daftar hadir dengan yang dia itung sendiri.
Meski Musa telah keluar dari ruang rapat, sidang tetap dilanjutkan oleh pimpinan sidang yang bersikukuh pada hasil absensi yang ada. Namun, protes keras ini tentunya menimbulkan pertanyaan besar terkait komitmen dan integritas sebagian anggota DPRD dalam menjalankan tugas mereka.
Editor : Iskandar Nasution