LEBAK, iNewsPandeglang.id - Ratusan petani kelapa sawit di Lebak, Banten, menggelar aksi protes di depan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PTP Nusantara III, setelah terpaksa menunggu selama lima hari untuk memasukkan Tandan Buah Segar (TBS) mereka. Dengan penjagaan polisi bersenjata laras panjang, para petani meminta pihak pabrik untuk menyepakati penerimaan TBS yang lebih adil, di tengah situasi yang semakin memanas akibat ketidakpuasan terhadap harga yang ditawarkan.
Pantauan di lokasi pada Senin (21/10/2024) menunjukkan antrean panjang truk pengangkut kelapa sawit di PKS Kertajaya, Desa Leuwi Ipuh, Kecamatan Banjarsari, Lebak. Kendaraan-kendaraan ini terjebak karena belum adanya kesepakatan mengenai penerimaan TBS. Antrean yang hampir mencapai dua ratus kendaraan ini mengganggu kelancaran lalu lintas desa.
Para petani sempat melakukan audiensi dengan pihak pabrik di bawah pengawasan ketat aparat. Dalam kesepakatan awal, pihak pabrik hanya mampu menerima 300 ton TBS per hari dengan harga Rp2.449 per kilogram. Namun, harga ini ditolak oleh para petani plasma karena jauh lebih rendah dibandingkan daerah lain, seperti Medan, yang mencapai Rp3.348 per kilogram.
Wawan, Ketua Dewan Pengurus Wilayah APKASINDO Banten, menegaskan bahwa belum adanya tim penetapan harga telah membuat harga TBS milik petani merosot drastis. "Kami meminta pihak pabrik untuk setidaknya menerima 300 ton TBS, terutama saat ini memasuki musim panen raya. Kami telah mengalami frustrasi karena selama lima hari kendaraan pengangkut sawit tidak bisa masuk, yang mengakibatkan penyusutan jumlah TBS," katanya.
Ukhri Hatmoko, Manajer PKS Kertajaya, menjelaskan bahwa di wilayah Banten hanya terdapat dua pabrik kelapa sawit, yaitu PKS Kertajaya dan PKS PT. Gal. Namun, saat ini PKS PT. Gal yang berlokasi di Sumur Pandeglang mengalami kerusakan, sehingga semua TBS yang biasanya dikirim ke PT Gal kini beralih ke PKS Kertajaya.
Ukhri menambahkan bahwa periode triwulan IV atau musim penghujan adalah saat panen raya kelapa sawit, termasuk untuk kebun PTPN. "TBS kebun seinduk tidak mungkin ditolak, sehingga antrean TBS rakyat di PKS Kertajaya menjadi sangat panjang," ujarnya.
PKS Kertajaya saat ini masih dapat mengolah TBS dengan kapasitas sekitar 900-1.000 ton per hari. Namun, penerimaan TBS rakyat di pabrik tersebut sudah mencapai batas maksimal, dengan rata-rata penerimaan hanya 200-300 ton per hari.
Dengan adanya aksi protes ini, diharapkan kedua belah pihak dapat menemukan jalan tengah yang menguntungkan untuk menyelesaikan permasalahan penerimaan TBS, demi kesejahteraan petani dan kelancaran operasional pabrik.
Editor : Iskandar Nasution