JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Iran baru-baru ini melancarkan serangan udara spektakuler ke Israel dengan menggunakan rudal canggih bernama Fattah pada Selasa malam (2/10/2024), Serangan ini menjadi sorotan dunia, mengingat jumlah rudal yang ditembakkan mencapai antara 180 hingga 400, berdasarkan laporan dari militer Israel, The Jerusalem Post, dan Pentagon.
Serangan Pertama Rudal Fattah
Rudal Fattah, yang diperkenalkan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) pada November 2023, digunakan untuk pertama kalinya dalam konflik ini. Rudal ini memiliki jangkauan yang mengesankan hingga 1.400 km dan kemampuan hipersonik, mampu melesat dengan kecepatan antara Mach 13 hingga 15, setara dengan 15.000 km per jam.
Kelebihan utama dari Fattah adalah berbahan bakar padat, yang memudahkan mobilisasi dan pemindahan, serta kemampuannya untuk bermanuver tajam, menjadikannya sulit dideteksi oleh radar musuh.
Target Strategis Tercapai
Dalam serangan ini, Fattah berhasil menghancurkan sistem pertahanan udara Israel, termasuk radar strategis dan markas besar Mossad. Menurut Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri, serangan ini tidak menyasar infrastruktur ekonomi, tetapi lebih kepada target militer yang penting bagi keamanan Israel.
“Malam ini, kami melakukan serangan terhadap markas besar Mossad, pangkalan udara Nevatim dan Hatzerim, serta radar strategis dan area tempat kendaraan lapis baja Israel terkonsentrasi," kata Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri, seperti dilaporkan kantor berita Tasnim.
Tercatat bahwa tiga pangkalan udara utama Israel menjadi sasaran serangan, dan Iran mengklaim 90 persen proyektil mengenai target.
Dampak Serangan
Media Iran melaporkan bahwa serangan tersebut menghancurkan sedikitnya 20 jet tempur F-35 yang merupakan bagian dari arsenal udara Israel. Ini menambah ketegangan di kawasan yang sudah tidak stabil, dan memicu reaksi dari komunitas internasional yang khawatir akan eskalasi lebih lanjut.
Bagheri juga menegaskan, “Kami menghindari serangan terhadap infrastruktur perekonomian Israel. Karena itu, sasaran utama serangan diarahkan ke target-target militer."
Dengan kehadiran rudal Fattah, Iran menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan serangan yang signifikan dan mengancam keamanan regional. Situasi ini menjadikan ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat, dengan banyak yang mempertanyakan langkah selanjutnya dari kedua negara.
Serangan ini tidak hanya menegaskan posisi Iran dalam konflik, tetapi juga mengingatkan dunia akan potensi ancaman yang dapat muncul dari perkembangan teknologi militer di kawasan tersebut. Ketika situasi semakin memanas, perhatian global kini tertuju pada bagaimana respons Israel dan kekuatan internasional lainnya terhadap serangan ini.
Editor : Iskandar Nasution