3. Penurunan Populasi Ikan
Kerusakan lingkungan laut yang disebabkan oleh perusahaan menyebabkan penurunan jumlah ikan di daerah tangkapan, mengancam mata pencaharian nelayan.
4. Kualitas Udara
Jika proses perusahaan menghasilkan emisi polutan, kualitas udara dapat menurun, mempengaruhi kesehatan masyarakat, termasuk nelayan yang tinggal di dekat area tersebut.
Asap tebal dan debu klinker dari proses pembakaran batubara di pelabuhan khusus PT Cemindo Gemilang telah menyelimuti rumah warga di sekitar pabrik semen di Lebak, Banten. Misalnya tiga kampung dari dua desa terkena dampak, yakni Kampung Sawah dan Kampung Jogjogan di Desa Darmasari serta Kampung Ciwaru di Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah.
5. Gangguan Ekosistem
Aktivitas PT Cemindo berpotensimengganggu ekosistem pesisir, termasuk hutan mangrove dan estuari, yang berfungsi sebagai tempat pembiakan ikan dan perlindungan bagi spesies laut.
6. Penutupan Akses
Nelayan mengalami pembatasan akses ke wilayah tangkapan ikan tradisional mereka akibat perubahan yang disebabkan oleh kegiatan perusahaan, memperburuk situasi mereka.
Perwakilan nelayan, Uchan, menegaskan, “Kami akan terus mengawal janji pembangunan jembatan ini. Jika perusahaan tidak segera memenuhi tuntutan kami, aksi ini akan berlanjut hingga hak kami dipenuhi. Jembatan ini vital bagi kehidupan kami sebagai nelayan.”
Sementara Humas PT Cemindo Gemilang, Adul Kusmono, menjelaskan bahwa “Mediasi yang dilakukan tadi sebenarnya tidak ada hal yang krusial, hanya terjadi salah paham. Pagar yang dipersoalkan mengikuti hasil audit dan tidak akan menutup akses masyarakat. Kami akan mempertimbangkan pembuatan akses baru sesuai kebutuhan.”
Kondisi di sekitar kantor PT Cemindo Gemilang tetap kondusif meskipun ketegangan antara nelayan dan pihak perusahaan belum sepenuhnya mereda. Tuntutan nelayan untuk pemenuhan janji perusahaan masih menjadi sorotan publik dan media.
Editor : Iskandar Nasution