JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Perumahan Tanimulya Indah di Bandung Barat menjadi sorotan publik setelah penemuan kerangka seorang ibu dan anak di salah satu rumah. Keduanya, Iguh Indah Hayati (55) dan anaknya Elia Imanuel Putra (24), diduga meninggal dunia beberapa tahun lalu, namun baru ditemukan pada akhir Juli 2024.
Penemuan Tragis
Kerangka Iguh dan Elia ditemukan di tempat tidur terpisah, dalam kondisi yang memprihatinkan. Tetangga sekitar mengaku terakhir kali melihat keduanya sebelum pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2019. Penemuan ini terjadi setelah Mudjoyo Tjandra, suami Iguh dan ayah dari Elia, kembali ke rumah tersebut setelah meninggalkannya sejak 2015.
Mudjoyo, yang curiga karena rumah tampak tidak terawat dan terkunci dari dalam, meminta bantuan warga untuk membuka paksa pintu rumah. Ketika masuk, mereka terkejut menemukan dua kerangka di dalam kamar. Temuan ini segera dilaporkan ke pihak kepolisian.
Tulisan Memilukan di Dinding
Di tempat kejadian, polisi menemukan pesan-pesan memilukan yang ditulis di dinding kamar menggunakan spidol hitam. Pesan-pesan ini berisi keluh kesah dan kekecewaan, yang sebagian besar ditujukan kepada suami atau ayah korban, Mudjoyo. Tulisan tersebut mencerminkan perasaan putus asa dan kehilangan harapan yang dirasakan oleh Iguh dan Elia sebelum meninggal.
"Jikalau kau menikah lagi aku harapkan jangan menyakiti istri ketigamu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan? yang dari Ciamis yang photo bersama mu itu dipajang di FB Hendra Setiawan ku nanya di foto profil di kolom komentar tertulis di hatimu?" dalam tulisan itu.
"Di foto mudjoyo mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri ke 1 mu yang bernama Leony Maria Theressia,".
Pesan dari Iguh mengungkapkan kekecewaannya terhadap suaminya yang diduga menikah lagi tanpa sepengetahuannya. Sementara itu, pesan dari Elia mengungkapkan kesedihan dan kekecewaan karena tidak mendapatkan dukungan untuk pendidikan dari ayahnya.
Misteri Penyebab Kematian
Polres Cimahi bersama tim forensik dari Rumah Sakit Sartika Asih masih menyelidiki penyebab kematian Iguh dan Elia. Sementara hasil autopsi belum keluar, berbagai spekulasi muncul, mulai dari dugaan sakit parah hingga masalah ekonomi yang membuat mereka tidak mampu bertahan.
Polisi juga sedang mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi, termasuk dari Mudjoyo dan tetangga sekitar, untuk mencari tahu lebih jauh tentang kejadian tragis ini.
Kesaksian Warga
Warga sekitar mengaku bahwa Iguh dan Elia adalah pribadi yang tertutup dan jarang berkomunikasi dengan tetangga. Selama ini, warga mengira bahwa mereka telah pindah, mengingat kondisi rumah yang tidak terawat dan tertutupi semak belukar. Hal ini mengakibatkan tidak ada yang menyadari bahwa mereka telah meninggal dunia dalam waktu yang lama.
Analisis Psikologis dan Sosiologis
Psikolog keluarga Novita Tandry menilai bahwa tulisan di dinding kamar mencerminkan kekecewaan mendalam yang dirasakan oleh korban, baik terhadap suami maupun ayahnya. Dia menduga bahwa mereka mungkin telah mengalami depresi berat sebelum akhirnya meninggal dunia.
Sementara itu, sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida menjelaskan bahwa kasus ini menunjukkan kurangnya kontrol dan kepedulian di lingkungan sekitar. Ia menekankan pentingnya peran RT/RW dalam mendata dan memantau keberadaan warga, terutama dalam konteks perkotaan di mana hubungan antarwarga cenderung impersonal dan solidaritas antarwarga lemah.
Kisah tragis ini menyoroti pentingnya pengawasan dan kepedulian di lingkungan sekitar, terutama terhadap warga yang mungkin mengalami kesulitan. Kematian Iguh dan Elia yang menyisakan kerangka tanpa ada yang menyadari selama bertahun-tahun merupakan peringatan bagi kita semua untuk lebih peka terhadap kondisi dan keberadaan tetangga, serta pentingnya dukungan sosial dan emosional dalam komunitas.
Editor : Iskandar Nasution