get app
inews
Aa Text
Read Next : Dinas DKP Layangkan Surat, Astrid Jayengsari Pasang Patok Larangan di Lahan Proyek Docking Kapal

Tradisi Bubur Asyura di Pandeglang, Syukuran Tiap Tanggal 10 Muharram yang Jadi Daya Tarik Wisatawan

Kamis, 18 Juli 2024 | 10:31 WIB
header img
Setiap tanggal 10 Muharram, ibu-ibu di Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Banten, dengan antusias dan semangat tinggi membuat Bubur Asyura atau yang lebih dikenal dengan Bubur Suro. Foto iNewsPandeglang.id

PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Setiap tanggal 10 Muharram, ibu-ibu di Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Banten, dengan antusias dan semangat tinggi membuat Bubur Asyura atau yang lebih dikenal dengan Bubur Suro. Tradisi ini telah menjadi acara tahunan yang rutin dilakukan dan berhasil menarik hampir 800 peserta serta ribuan wisatawan.

Gebyar pembuatan Bubur Asyura ini bertujuan untuk mempertahankan tradisi leluhur. Bubur yang dibuat ini biasanya disajikan saat memasuki Tahun Baru Islam atau tanggal sepuluh Muharam. Warga kerap membuat bubur ini dalam jumlah banyak untuk dibagikan kepada tetangga dan kerabat.

Bubur Suro terbuat dari beras yang dimasak dengan berbagai bumbu dan rempah tradisional seperti santan, serai, dan daun salam. Yang membuatnya unik adalah adanya tujuh jenis kacang-kacangan dalam sepiring bubur, sebagai simbol doa agar selalu diberikan keberkahan dan kelancaran dalam hidup.

Suraiyah, salah seorang warga, menjelaskan bahwa tradisi Bubur Asyura ini berasal dari kisah Nabi Nuh yang terdampak banjir besar sehingga stok makanan di kapal diolah menjadi bubur.

"Tradisi Bubur Asyura atau Bubur Suro ini memang diangkat dari kisah Nabi Nuh yang terdampak banjir besar. Menurut cerita, ketika kapal Nabi Nuh mendarat setelah banjir surut, sisa stok makanan yang ada di kapal dicampur menjadi satu dan dimasak menjadi bubur untuk bertahan hidup," kata Suraiyah baru-baru inim

Kepala Desa Bandung, Wahyu Kusnadi Harja, menyatakan bahwa Festival Bubur Suro digelar untuk menjaga dan melestarikan tradisi leluhur. "Festival Bubur Suro ini sengaja digelar untuk mempertahankan tradisi para leluhur. Masyarakat Desa Bandung merasa senang dan sangat antusias dalam memperingati sepuluh Muharam tersebut. 

Menurut Wahyu, tradisi ini bukan hanya sekadar acara kuliner, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan memperkokoh rasa kebersamaan.

Masyarakat sangat antusias dalam memperingati Sepuluh Muharram ini dan berharap tradisi ini terus membawa keberkahan, khususnya bagi warga Desa Bandung, Kabupaten Pandeglang.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut