MEKKAH, iNewsPandeglang.id - Masjidil Haram, tempat paling suci bagi umat Islam yang berada di Kota Makkah, Arab Saudi, tak pernah sepi dari jemaah yang datang dari seluruh dunia untuk melaksanakan umrah maupun haji. Karena itulah, otoritas Saudi dari masa ke masa selalu berusaha membenahi dan memperluas Masjidil Haram agar mampu menampung dan melayani lebih banyak jemaah. Setiap musim haji, sekitar 2 juta jemaah memadati Makkah, termasuk Masjidil Haram, sementara selama bulan Ramadhan 1445 H, masjid ini dipadati oleh lebih dari 30 juta jemaah.
Perluasan di Masa Awal Islam
Masjidil Haram awalnya merupakan bangunan sederhana dengan luas sekitar 1.490 meter persegi sebelum datangnya Islam. Fawaz Al Dahas, mantan direktur Pusat Sejarah Makkah, menjelaskan dalam bukunya "Hajj Through the Ages" bahwa luas masjid ini relatif tidak berubah hingga masa kepemimpinan Khalifah Abu Bakar As Siddiq. Perluasan pertama terjadi pada masa Khalifah Abbasiyah Al Mu'tadid dan Al Muqtadir Billah, yang meningkatkan luas masjid menjadi 27.850 meter persegi sebelum berdirinya negara Arab Saudi pada 1343 H (1924 M).
Era Raja Abdulaziz dan Awal Perluasan Modern
Kedatangan Raja Abdulaziz di Makkah pada 1343 H menandai titik balik dalam sejarah Masjidil Haram. Raja Abdulaziz mengungkapkan komitmennya untuk memperbaiki dan mengembangkan masjid ini dalam khotbahnya yang terkenal, yang didokumentasikan dalam buku 'The Peninsula during the Era of King Abdulaziz'. Pada masa ini, jumlah jemaah meningkat drastis, dan proyek perluasan pertama dimulai pada 1375 H. Proyek ini memperkenalkan tiga lantai baru, yakni basement, lantai dasar, dan lantai pertama. Tempat sa'i (Ma’saa) dibangun dua lantai, area tawaf (Mataf) diperluas, dan Sumur Zamzam dipindahkan ke basement.
Perluasan Selanjutnya di Abad 20
Pada 1398 H, Mataf diperluas hingga bentuknya seperti saat ini, dengan marmer tahan panas dari Yunani yang menghiasi lantainya. Perubahan ini juga melibatkan relokasi mimbar dan makbariyah, serta memperluas ruang bawah tanah Sumur Zamzam dengan pintu masuk di dekat tepi masjid yang menghadap Ma'saa.
Pada 1406 H, lantai yang termasuk dalam perluasan pertama di Saudi dilapisi dengan marmer yang sejuk dan tahan panas, meningkatkan kenyamanan jemaah. Dedikasi untuk melayani jemaah haji dilanjutkan dengan peletakan batu pertama ekspansi kedua pada 1409 H, yang selesai pada 1411 H. Fase ini mencakup halaman luas di sekitar masjid yang dilapisi marmer tahan panas, serta dilengkapi dengan penerangan dan peralatan tambahan untuk ruang shalat, mencakup area seluas 88.000 meter persegi.
Perluasan di Abad 21
Pada 1415 H, area Safa di lantai satu diperluas untuk memperlancar arus jemaah yang melakukan sa'i. Pada 1418 H, Jembatan Al Raqubah dibangun untuk menghubungkan atap Masjidil Haram dengan kawasan Al Raqubah, memudahkan akses keluar masuk atap.
Perluasan paling signifikan dalam sejarah Masjidil Haram terjadi pada 1432 H, meningkatkan kapasitas masjid untuk menampung 1,85 juta jemaah.
Editor : Iskandar Nasution