get app
inews
Aa Read Next : Wujudkan Komitmen Peduli Lingkungan dan Masyarakat, PT TCI Pekerjakan 50 Warga Lokal

Kerap Ngamuk, Kaki Subki Pemuda Lebak Dirantai Orangtuanya

Selasa, 16 Januari 2024 | 15:21 WIB
header img
Seorang pemuda berusia 25 tahun bernama Subki warga Kampung Bojong Girang, Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, terpaksa harus dirantai karena mengalami gangguan jiwa. Foto iNews/Iskandar Nasution

LEBAK, iNewsPandeglang.id - Seorang pemuda berusia 25 tahun bernama Subki warga Kampung Bojong Girang, Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, terpaksa harus dirantai karena mengalami gangguan jiwa. Dia harus diikat kakinya oleh keluarganya karena sering mengamuk dan merusak barang milik keluarga serta rumah tetangga. 

Keputusan keluarga untuk merantai kakinya diambil untuk mengatasi perilaku Subki yang membahayakan lingkungan sekitar. Selama tiga tahun terakhir, kondisi kejiwaan Subki semakin memburuk, dan keluarganya terpaksa  mengikat kakinya pada palang pintu kamar. 

Subki, yang merupakan anak sulung dari lima saudara, telah merusak peralatan rumah dan bahkan merusak rumah tetangganya. Ibunya, Subekah, menjadi salah satu korban dari amukan Subki.

Gangguan kejiwaan Subki bermula setelah lulus sekolah beberapa tahun lalu, dan kondisinya semakin parah dalam tiga tahun terakhir. Upaya pengobatan sudah dilakukan, namun terkendala oleh faktor ekonomi. Keluarga Subki berharap perhatian dan bantuan untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan Subki.

Subekah, ibu Subki mengatakan bahwa gejala gangguan kejiwaan anaknya, Subki, muncul setelah lulus sekolah beberapa tahun lalu. "Keadaan semakin parah dalam tiga tahun terakhir, di mana Subki sering mengamuk dan merusak peralatan rumah, bahkan beberapa rumah tetangganya menjadi sasaran," ucap Subekah Selasa, (16/1/2024).

Hati Subekah menjadi semakin hancur setelah adik dari Subki juga mulai mengalami masalah kejiwaan. 

Sementara Nurhani, Ketua RT setempat, mengakui bahwa merantai Subki adalah keputusan sulit yang diambil keluarga karena kondisi yang semakin memburuk. " Ini merupakan keputusan tersulit keluarga karena kondisinya semakin memburuk," tuturnya.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengobati Subki, terkendala oleh biaya, sehingga pengobatan akhirnya terpaksa dihentikan.  Faktor ekonomi dan minimnya perhatian dari pihak berwenang setempat menjadi penyebab keluarga mengambil langkah ini. Keluarga hanya berharap agar Subki dapat menerima perawatan yang memadai dan sembuh. 

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut