get app
inews
Aa Text
Read Next : Mau Kerja di BUMN? Program Pelindo Mengajar di SMA 2 KS Bocorkan Tips Sukses!

Kedele Mahal dan Hilang dari Pasaran, Perajin Tahu di Cilegon Terancam Bangkrut

Rabu, 03 Januari 2024 | 10:57 WIB
header img
Kedele Mahal dan Hilang dari Pasaran, Perajin Tahu di Cilegon Terancam Bangkrut. Foto iNews/Iskandar Nasution

CILEGON, iNewsPandeglang.id - Para perajin tahu tempe di Kota Cilegon, Banten, mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait kelangkaan bahan baku kedelai. Harga yang melambung tinggi jika tersedia membuat keuntungan menipis.

Kondisi ini menimbulkan ancaman bangkrut bagi perajin tahu tempe, mengingat kesulitan mereka dalam memproduksi jika situasinya terus berlanjut. Sejak beberapa pekan terakhir, pasokan kacang kedelai di Kota Cilegon mulai menghilang, menyebabkan kesulitan bagi para perajin tahu tempe dalam mencari bahan baku. 

Jika ada ketersediaan, jumlah pembelian akan dibatasi dan harganya melambung tinggi, menambah tantangan bagi perajin dalam menjaga kelangsungan produksi mereka. Sebelum naiknya harga kedelai, satu karung isi 50 kilogram dijual seharga Rp120 ribu. 

Namun, saat ini, harga tersebut telah naik menjadi Rp140 ribu. Bahkan, pembeli tidak dapat membeli banyak karena pedagang membatasi jumlah pembelian untuk pembeli lainnya. 

Ujang, seorang perajin tahu dari Kampung Klelet, Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, menyatakan bahwa meskipun kacang kedelai tidak langka, pasokannya saat ini tidak tersedia. "Para perajin tahu harus mencari kedelai impor dari Amerika dengan mendatangi beberapa daerah," katanya Selasa (2/1/2024).

Di satu sisi, mereka harus terus memproduksi tahu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, namun di sisi lain, tingginya harga kedelai membuat sulit untuk meraih keuntungan yang signifikan bagi para perajin. 

Dalam kondisi seperti ini, para perajin tahu di Cilegon terancam gulung tikar. Selain sulitnya mendapatkan bahan baku, keuntungan dari kenaikan harga kedelai juga tidak lagi dirasakan. Banyak perajin tahu tempe sudah berhenti produksi karena kesulitan bertahan dalam situasi ekonomi yang sulit.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut