GAZA, iNewsPsndeglang.id – Warga Palestina tidak dapat merayakan Natal tahun ini dengan kegembiraan karena kondisi sulit yang mereka hadapi. Konflik yang berlanjut dan serangan terus-menerus Israel di Gaza memperumit situasi kemanusiaan, Senin (25/12/2023).
Alarabiyah melaporkan bahwa dampak serius konflik terhadap perayaan Natal di Kota Betlehem, tempat yang sangat dihormati bagi kaum Nasrani. Hanya sedikit jemaat atau wisatawan yang berada di jalan-jalan Betlehem yang biasanya padat.
Di Jalur Gaza yang terkepung, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan pada Senin pagi bahwa serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 18 orang di Kota Khan Younis. Situasi ini menunjukkan eskalasi konflik yang merugikan.
Di sebuah rumah sakit di Khan Younis, Fadi Sayegh mengatakan, keputusannya untuk tidak merayakan Natal menggambarkan dampak emosional yang mendalam dari konflik tersebut.
“Tidak ada kebahagiaan. Tidak ada pohon Natal, tidak ada dekorasi, tidak ada makan malam keluarga, tidak ada perayaan,” ujarnya saat menjalani cuci darah. “Saya berdoa agar perang ini segera berakhir,” kata Sayegh dikutip dari iNews.id
Cerita Suster Nabila Salah menyiratkan kesedihan yang dirasakan oleh komunitas Kristen di Gaza akibat pembatalan perayaan Natal. Semoga situasinya segera membaik, dan perdamaian dapat kembali menghiasi perayaan-perayaan masa depan.
“Bagaimana kami merayakannya ketika kami... mendengar suara tank dan bombardir, bukannya bunyi lonceng?” ucapnya.
Untuk diketahui, Gereja Suci Katolik di Gaza sebelumnya menjadi lokasi tewasnya dua wanita Kristen karena dibunuh oleh penembak jitu Israel, awal bulan ini.
Perang kali ini pecah ketika para pejuang Hamas menyerang Israel Selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.140 orang dan menyandera 250 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.
Editor : Iskandar Nasution