"Kita lewati jalan tanah tersebut sekitar 8 km menuju pusat pemerintahan nagari yang ada di Kampung Baru tapi di sana jalan sudah aspal," ujarnya.
Kejadian ketika ibu-ibu menarik mobil pikup tersebut pada Selasa (12/12/2023) ketika akan pergi kondangan bahwa kondisi jalan yang rusak bukan hanya menjadi kendala sehari-hari namun juga dapat mempengaruhi acara penting dalam kehidupan masyarakat. Ini semakin memperjelas urgensi perbaikan infrastruktur jalan.
"Mobil yang bawa emak-emak itu kandas karena jalan tanah becek. Apalah daya emak-emak menarik mobil itu, akhirnya mereka tidak jadi pergi dan balik pulang lagi," ujarnya.
Cut Malahayati mengatakan bahwa ada akses lain dengan Tempek (perahu mesin tempel). Namun akses itu tidak bisa digunakan saat debit sungai naik ketika musim hujan. Bahkan apabila cuaca panas, air sungai menyusut, Tempek kandas di aliran sungai Batang Hari.
Dia pun berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk memperbaiki akses jalan di nagari Lubuk Ulang Aling tersebut.
"Bantu kami. Hanya itu harapan kami mewakili ribuan warga lainnya agar transportasi ke kampung kami bisa lancar," katanya.
Editor : Iskandar Nasution