PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Menjelang bulan Ramadan, makam Syekh Asnawi ramai dikunjungi para peziarah. Makam ulama yang sudah dikenal masyarakat luas itu berada di Desa Caringin, kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Senin, (20/3/2023).
Bukan hanya masyarakat lokal Pandeglang yang datang berziarah, tetapi juga dari luar kota, bahkan luar daerah bersama keluarga, atau rombongan.
Para peziarah yang datang dari berbagai tempat termasuk yang paling jauh dari Jawa Barat yaitu Bandung, Cianjur Bogor hingga Bekasi. Sedangkan dari Banten dari Tangerang, Serang, Lebak hingga Pandeglang sendiri. Kondisi ini memang tradisi setiap tahun menjelang Ramadan peziarah membludak.
Makam Syekh Asnawi ramai dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai tempat termasuk yang paling jauh dari Jawa Barat yaitu Bandung, Cianjur Bogor hingga Bekasi hingga masyarakat lokal Banten. Foto iNews/Ujang Suryana
Seperti Ashari Peziarah asal Serang mengatakan bahwa dirinya datang untuk berziarah ke Makam Syekh Asnawi bersama rombongan yang mana sudah biasa datang ke tempat tersebut. "Sama rombongan pengajian banyakan. Sudah biasa saya ke sini mungkin 2 kali tiap tahun," ucapnya saat ditemui di lokasi.
Sementara Tb. Maman selaku pengurus makam tersebut mengatakan bahwa peziarah banyak datang tak hanya dari masyarakat lokal, namun dari luar kota, bahkan luar daerah bersama keluarga, atau rombongan.
"Alhamdulillah lumayan banyak dari luar daerah juga tadi yang terjauh dari Cianjur, Bandung, Bogor, Bekasi. Kalo yang dari Banten dari Tangerang hingga Pandeglang sendiri. Namun meski ramai tak seramai tahun lalu yang mana sekarang ada penurunan," ucapnya.
Pria yang dikenal sebagai Cicit dari Syekh Asnawi itu menjelaskan bahwa Syekh Asnawi merupakan murid dari Syekh Nawawi Al Bantani bahkan murid Syekh Asnawi juga banyak tersebar di pelosok Banten Jawa Barat hingga luar. " Iya oleh karena itu, banyak yang berdatangan dari luar daerah juga," tuturnya.
InewsPandeglang melihat keberadaan fasilitas ziarah banyak mengalami kerusakan atau rapuh, namun belum ada upaya renovasi. Menjawab hal tersebut Tb. Maman mengatakan pihaknya ingin membangun sedari dulu namun dana belum cukup.
"Sebetulnya kami dari dulu ingin membangun cuma maklum kan kebutuhan keluarga besar Syekh Asnawi banyak ya listriknya, karyawannya, kebersihan belum ada kematian keluarga ada sakit. Kami membangun jalan sebetulnya inin tapi dananya belum memungkinkan," ucapnya.
Dia mengaku sudah mengajukan ke pemerintah untuk pengajuan dana hibah, sudah ada pemotoan dan lain-lain namun hingga kini belum terealisasi. "Udah tapi belum ada realisasi mungkin belum ada anggarannya atau ada alasan lain saya juga kurang tahu," katanya.
Untuk diketahui, Syekh Asnawi lahir pada 1850 dari keluarga religius. Ayahnya bernama Syekh Abdurahman bin Syekh Afifuddin dan ibunya, Ratu Sabi’ah. Sejak usia 9 tahun berguru kepada Syekh Nawawi Al Bantani di Mekkah bersama Syekh Hasyim Asy'ari pendiri NU. Syekh Asnawi adalah ulama pejuang dalam melawan Belanda dan memimpin perang pada tahun 1926.
Editor : Iskandar Nasution