CILEGON, iNewsPandeglang.id - Petugas dari kepolisian bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Bea Cukai melakukan penangkapan sebuah kapal dengan Anak Buah Kapal (ABK) warga negara Iran yang diduga membawa narkoba jenis sabu di Perairan Samudera Hindia. Dari hasil penangkapan itu petugas mengamankan 8 orang ABK dengan barang bukti sebanyak 309 paket sabu yang berkisar ratusan kilogram.
Dari informasi dihimpun kapal jenis pengangkut ikan itu ditangkap menggunakan Kapal patroli Bea Cukai pada Kamis, (23/2/2023) sekitar pukul 17.00 WIB. Sabu sebanyak 309 paket ditemukan petugas berada di bawah mesin kapal itu. Hingga kini petugas gabungan masih melakukan pemeriksaan terhadap Kapal tersebut.
Kapal itu jenis kapal nelayan yang ditangkap oleh Kapal Patroli BC di perairan Samudera Hindia sekitar Perairan Semelu. Petugas diduga curiga keberadaan kapal nelayan dengan ABK warga negara Iran tetapi tidak mengangkut ikan. Hasil dari pemeriksaan oleh BC dan BNN ditemukan diduga narkoba jenis sabu.
Pantauan di lokasi kapal tersebut digiring menuju dermaga di Dermaga Pelabuhan Indah Kiat Merak, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Bahkan, aparat kepolisian, BNN dan bea cukai telah melakukan pembongkaran dan pemeriksaan pada kapal tersebut.
Petugas Tangkap Kapal Bawa Sabu Ratusan Kilogram Jaringan Internasional di Samudera Hindia. Foto iNews/Iskandar Nasution
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Dr. Petrus Reinhard Golose mengatakan apresiasi dan terima kasih kepada petugas gabungan yang telah berhasil menggagalkan peredaran narkoba jaringan internasional.
"BNN mengucapkan terima kasih atas operasi yang telah dilaksanakan bersama antara BNN RI dengan kementrian keuangan khususnya jajaran bea cukai yang amat sangat luar biasa sehingga berhasil melakukan penangkapan sindikat narkoba di perairan zona ekonomi eksklusif yang betul-betul jaringan internasional," ucapnya Jumat, (24/2/2023).
Menurutnya, jaringan seperti ini beroperasi di dunia bahkan beberapa kali juga pernah ditangkap ditempat yang lain. Dan ini benar-benar organize crime. Hasil barang bukti yang didapat sekarang dan masih juga dalam pengembangan ini sekitar 309 paket.
"Rutenye cara melihat dan menganalisa metavitamin, teknik pembuatan yang mana. Kita akan kroscek penemuan-penemuan yang lain, baik di negara yang lain maupun di Indonesia. Semua yang tertangkap hari ini mereka adalah warga negara Iran ada 8 orang, dan hasil pemeriksaan juga hampir semua juga positif," katanya
Disamping mengedarkan, para tersangka juga mengkonsumsi ini masih dalam proses pemeriksaan berkaitan dengan kedokteran. Dalam kaitan dengan ini, sekali lagi negara harus diselamatkan. Kemudian tipikal barang yang disita, hasil barang bukti yang didapat dan masih dalam pengembangan ini sekitar 309 bungkus, yang ada nanti kita akan cek secara laboratorium itu untuk sementara pemeriksaan awal.
"Saya apresiasi dari Bea cukai pusat dan jajaran dari BNN dengan melaksanakan ini yang dilaksanakan, sinergitas perang dalam narkotika.Mereka bisa menyelamatkan, kalau beredar barang ini bisa 300 ribu lebih orang yang akan menggunakan kalau sampe beredar, kalau ini beredar bisa sampai ratusan miliar jika beredar, ini yang disampaikan," pungkasnya.
Sementara Direktur Interdiksi Narkotika Bea Cukai R. Syarif Hidayat mengatakan intersave ini tidak mudah, ombak bisa 7 sampai 8 meter, karena ini di Samudera Hindia jauh di selatan pulau Jawa, ini ditangkap di antara pulau Jawa dan pulau crismes itu bisa dibayangkan.
"Itu merupakan posisi yang sangat sulit, ini juga merupakan tangkapan pertama kami selama ini untuk narkotika yang berasal dari kelompok Iran, di wilayah selatan," tuturnya
"Rencana dibawa ke Indonesia, operasi ini barusan. Sambil kita melaksanakan operasi, dalam satu pak itu berpariasi antara 1 kilo lebih sedikit, jadi kita harus prisisi nanti kita akan lakukan penimbangan bersama-sama," lanjut Syarif.
Para tersangka bisa tertangkap, karena pihaknya melaksanakan kerjasama internasional. Menghadapi narkotika crime, menurut dia harus kerjasama internasional.
"Tetapi pemberian informasi juga harus diikuti dengan penyelidikan intelejen yang luar biasa yang dilakukan intelejen dan jajaran, ini harus bekerjasama mengembangkan informasi yang didapat untuk dikembangkan bersama. Operasi ini dinamakan PRG (Patroli Rasta Gabungan)," katanya
Editor : Iskandar Nasution