get app
inews
Aa Text
Read Next : Korban Gigitan Buaya Warga Pandeglang Tak Kunjung Membaik, Kini Dirujuk ke RS

Waspada Osteoporosis Bisa Picu Patah Tulang, Begini Cara Mencegahnya

Selasa, 08 November 2022 | 08:28 WIB
header img
Waspada Osteoporosis Bisa Picu Patah Tulang, Begini Cara Mencegahnya (Foto: Ilustrasi/Freepik)

JAKARTA, iNewsPandeglang.idOsteoporosis bisa dialami oleh siapa  saja  termasuk anak-anak dan orang dewasa. Namun, Osteoporosis lebih dialami oleh wanitayang mau menopause, kondisi ini sedebabkan oleh kurangnya kadar oleh kurangnya hormon estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang.

Osteoporosis adalah kondisi di mana patah tulang mudah terjadi karena melemahnya kekuatan tulang. Kondisi ini disebut silent killer karena tidak menunjukkan gejala.  Jika penyakit ini dibiarkan kelamaan, dampaknya akan menyebabkan kondisi patah tulang. Maka itu, dibutuhkan perawatan yang benar untuk mencegah terjadi patah tulang.


(Foto: Times now)



Menurut International Osteoporosis Foundation, diperkirakan pada 2006, osteoporosis menyebabkan lebih dari 8,9 juta patah tulang setiap tahun, dan patah tulang osteoporosis terjadi setiap 3 detik di seluruh dunia. Dokter Spesialis Gizi, Lily Indriani Octavia mengatakan, osteoporosis menjadi penyebab 8,9 juta kasus patah tulang setiap tahun. Bahkan setiap tiga detik terjadi satu kasus patah tulang.


Dr Lily mengatakan "Dua dari lima orang Indonesia berisiko terkena osteoporosis, berisiko mengalami patah tulang akibat pengeroposan tulang,". Khususnya, ketika menderita patah tulang parah akibat osteoporosis, penting untuk mendapatkan pengobatan yang membantu pembentukan tulang secara dini untuk menghindari risiko kematian. 

Menurut data dari “The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism” pada 2018, risiko kematian meningkat sebesar 33 persen pada pria dan 20 persen pada wanita di tahun pertama segera setelah patah tulang pinggul. Fraktur tulang paha atau panggul, yang tidak mengandung sendi panggul, meningkatkan risiko kematian masing-masing sebesar 20 persen dan 25 persen.

 Selain itu, patah tulang belakang meningkatkan risiko kematian sebesar 10 persen. Menurut dia, biasanya patah tulang akibat osteoporosis ini tidaklah mudah dibandingkan orang yang mengalami patah tulang karena trauma.

 Sebab, tulang sudah rapuh sehingga tidak bisa disambung. Penanganan patah tulang osteoporosis salah satunya dilakukan dengan cara menariknya agar kembali menyambung atau dengan operasi mengganti tulang panggul. “Jadi, ketika mengalami kondisi ini mereka tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Harapan hidupnya pun menurun,” katanya.

Untuk mencegah hal itu, dr Lily mengatakan, sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan Bone Mineral Density (BMD) atau kepadatan mineral tulang untuk memastikan osteoporosis. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sejak usia 20 sampai 30 tahun. Lakukan pemeriksaan paling tidak enam bulan sekali atau satu tahun sekali.

Cangkok tulang 

 Jika celah antara tulang yang retak lebih lebar dari 5mm, tulang harus menyatu atau produksi tulang harus difasilitasi melalui cangkok tulang otogen atau pengganti tulang. Namun, pada kenyataannya, pasien osteoporosis sulit untuk mengumpulkan autograft berkualitas tinggi, dan ada risiko keterlambatan fusi atau non-fusi karena rendahnya kapasitas tulang spons. 

Dalam hal ini, pengganti cangkok tulang sintetis (selanjutnya disebut sebagai cangkok tulang sintetis) harus digunakan untuk memulihkan fungsi tulang. Cangkok pengganti tulang adalah implan kedua yang paling banyak digunakan di seluruh dunia setelah darah. Diperkirakan lebih dari 500.000 transplantasi tulang dilakukan di Amerika Serikat setiap tahun. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai cangkok tulang sintetis telah dikembangkan baru-baru ini. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, cangkok tulang sintetis dapat memiliki tiga elemen kunci untuk pembentukan dan pengobatan tulang, osteoinduksi, osteokonduksi, dan osteogenesis. 

 Ryu Mi Young, Ketua Tim Senior R&D CGBIO mengatakan, CGBIO Novosis merupakan cangkok tulang sintetis generasi baru yang mengandung rhBMP-2. rhBMP-2 merupakan protein yang menginduksi sel punca dalam tubuh manusia ke sel tulang dengan mengatasi kekurangan pengganti tulang yang ada dengan pembentukan tulang yang lemah.  "Bahan ini, diproduksi berdasarkan E coli, terdaftar di WHO di bawah INN Nebotermin, sebagai pengakuan atas teknologi dan asalnya," kata Ryu Mi Young.

Dia menjelaskan, Novosis adalah cangkok tulang sintetis yang menggabungkan protein morfogenik tulang (rhBMP-2) menjadi pendukung keramik hidroksiapatit (HA), di mana bioafinitas luar biasa menarik perhatian sebagai teknologi utama. Karena implan pengganti tulang harus dipertahankan di dalam tubuh pasien seumur hidup, bioafinitas material adalah yang terpenting.

 Bahan keramik HA mirip dengan komponen tulang manusia dan memiliki bioafinitas tinggi untuk menempel dengan baik ke tulang, yang menjadikannya bahan optimal untuk implan pengganti tulang. "Kami mengembangkan Novosis, cangkok tulang sintetik generasi berikutnya yang inovatif untuk melengkapi kurangnya kinerja pembentukan tulang dan pengganti tulang ramah lingkungan yang ada," kata dia.

 

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut