JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Perilaku warga yang kerap buang hajat sembarangan di sejumlah negara ini akan kami bahas dalam artikel ini termasuk Indonesia salah satunya. Hal ini dikarenakan jamban susah ditemukan.
Bagi Anda yang memiliki jamban atau toilet harus bersyukur karena sangat mudah apabila tak tahan lagi ingin cepat-cepat buang air menemukan toilet bersih dan air bersih. Karena itu tidak semua orang beruntung bisa memiliki jamban dengan layak.
Lantas di negara mana saja yang sulit ditemukan toilet atau jamban yang menyebabkan penduduk di negara-negara ini kerap buang hajat sembarangan sehingga warga kesulitan jika kebelet buang air besar. Dihimpun dari berbagai sumber antara lain :
1. India
India berada di peringkat satu yang warganya lebih terbiasa buang air besar dan kecil di tempat terbuka. Tercatat setidaknya oleh World Health Organisation (WHO) ssebanyak 626 juta orang di India pada 2012 buang hajat di tempat terbuka, mulai dari rerumputan, semak, atau sungai. Jumlah itu luar biasa besar, karena populasi total India adalah sekitar 1,3 miliar jiwa. Angka itu menjadikan India berada di peringkat teratas sebagai negara dengan orang yang paling banyak melakukan aktivitas buang hajat sembarangan.
Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat dari total orang yang melakukan kegiatan tersebut yang sama di 18 negara lainnya. Untuk mengatasi kebiasaan buruk ini, pemerintah bahkan sampai membuatkan peraturan akan menggaji 450 ribu per bulan bagi keluarga yang rajin memakai toilet umum.
2. Ethiopia
Selanjutnya jamban sulit ditemukan di Ethiopia. Berdasarkan laporan Charity WaterAid, sebuah fakta jika Ethiopia ‘memimpin dunia’ dalam hal negara sulit toilet atau kelangkaan jamban. Negara yang terpadat penduduk kedua di Afrika ini, sekitar 93 persen warganya tidak punya akses jamban yang layak.
Selama ini, penduduk Ethiopia buang air besar dan kecil di kakus terbuka dan tak layak. Tentu saja kebiasaan ini menimbulkan bau tak sedap serta penyebaran penyakit, salah satunya diare. Hampir 140 ribu siswa meninggal dunia akibat diare dan penyakit lainnya setiap tahun.
3. Afrika Selatan
Di Afrika Selatan sekitar 6,6 persen rumah tangga tidak mempunyai jamban menurut data lembaga statistik nasional Afrika yang dipublikasikan pada 2009. Mereka kebanyakan menggunakan ember atau pispot guna menggantikan fungsi utama toilet.
Minimnya fasilitas toilet dalam rumah tangga di Afrika Selatan, utamanya pemukiman kumuh di kawasan Cape Town, ini akhirnya memicu terjadinya perang toilet antara pemerintah dan oposisi.
Saat itu, mantan Presiden Jacob Zuma memerintah, kaum miskin dan tunawisma secara sengaja membuat jamban terbuka di tempat umum. Namun, pemerintah menilai kebijakan tersebut bbentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Sementara, oposisi menganggap membuat toilet terbuka merupakan solusi efektif. Selain itu, hal ini juga dijadikan sebagai lambang ketidakpedulian pemerintah lokal meski apartheid atau pemisahan ras antara kulit putih dan hitam telah berakhir hampir 20 tahun lalu.
4. Indonesia
Nah Indonesia rupanya masuk peringkat ke-4, nama Indonesia dalam list negara darurat jamban. Di Hari Toilet Sedunia tahun 2015, Indonesia dinyatakan sebagai negara kedua setelah India, yang penduduknya suka buang hajat sembarangan.
Saat itu, terhitung sekitar 18 juta orang di perkotaan dan 37 juta orang di pedesaan orang masih melakukan buang air besar sembarangan. Jumlah terbanyak terjadi di daerah-daerah terpencil dan jauh dari jangkauan pemerintah. Hingga sekarang, bahkan beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan masih susah toilet dan air bersih.
Kondisi sulitnya tempat buang air ini memang masalah klasik yang sudah mendarah daging. Bahkan, seperti di India, pemerintah harus memaksakan dahulu agar penduduk mau buang air di toilet umum yang sudah tersedia.
Padahal dari sudut pandang kesehatan, buang hajat sembarangan tak bisa dianggap remeh. Lingkungan yang tercemar oleh tinja rentan akan penyebaran sejumlah penyakit, termasuk diare, kolera, demam tifoid, demam paratifoid, disentri penyakit cacing jambang, ascariasis, hepatitis A dan E, penyakit kulit, dan masih banyak lainnya.
Potensi penularan lebih tinggi di kawasan beriklim tropis, terutama karena lalat. Jika orang buang hajatnya sembarangan, lalat berpotensi melakukan kontak dengan tinja manusia untuk menempatkan telurnya pada tinja, sebab tinja mengandung bahan-bahan yang dapat menjadi makanan lalat sumber penyakit.
Maka, bersyukurlah Anda jika saat kebelet di mall atau tempat umum Anda masih bisa menemukan toilet, ya meskipun harus membayar Rp2.000 dahulu karena dampak dari buang hajat sembarangan tersebut bisa menimbulkan penyakit.
Artikel ini bersumber dari okezone.com dengan judul 4 Negara di mana Toilet Susah Ditemukan, Warganya Suka Buang Hajat Sembarangan
Editor : Iskandar Nasution