LEBAK, iNewsPandeglang.id - Sejumlah massa yang mengatasnamakan pemuda dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Malingping menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Mereka mulai mendatangi salahsatu SPBU yang ada di Kecamatan Malingping, Lebak, Banten pada Minggu, (4/9/22) malam.
Dari pantauan wartawan di lokasi, aksi digelar sekitar pukul 20.45 WIB tampak belasan massa dari KNPI yang tiba di depan SPBU Malingping, langsung membentangkan spanduk bertuliskan tolak kenaikan BBM. Massa juga terlihat membawa bendera kuning sambil menggotong keranda jenazah sebagai simbol bahwa pemerintah sudah mati rasa atas penderitaan rakyat akibat kenaikkan harga BBM ini.
Alif Ibnu Sina, Korlap aksi mengatakan bahwa kenaikkan harga BBM yang diputuskan Sabtu 3 September 2022 oleh pemerintah, menurutnya akan menambah beban bagi masyarakat.
"Sudah beberapa tahun masyarakat terpuruk ekonominya akibat pandemi. Baru saja pademi mereda, kini BBM dinaikkan, beban rakyat kecil akan bertambah berat, karena kenaikan harga BBM ini akan berdampak pula pada kenaikkan harga bahan pokok," ujarnya.
Menurut pendapatnya, kenaikkan harga BBM ini dipastikan akan berefek domino terhadap ekonomi masyarakat terutama kelas menengah ke bawah. Oleh karena itu pihaknya mendesak kepada pemerintah dan Presiden Jokowi untuk membatalkan kenaikan harga BBM tersebut.
"Jika kenaikkan harga BBM ini tidak dibatalkan, itu artinya pemerintah sudah mati rasa terhadap kesulitan rakyat," katanya.
Aksi mereka tak berlangsung lama lantaran mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian setempat dan akhirnya massa dibubarkan.
Pemerintah telah melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan non subsidi pada Sabtu 4 Agustus 2022 pukul 14.30 WIB Pertalite dari Rp7650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Kemudian BBM jenis Solar Subsidi dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.
Selain itu, BBM non subsidi yang mengalami penyesuaian adalah Pertamax nonsubsidi, dari Rp12.500 per liter, menjadi Rp14.500 per liter.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia. Namun, saat ini pemerintah harus membuat keputusan yang sulit dengan menaikan harga BBM.
"Sehingga beberapa harga jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian dan sebagian subsidi BBM akan dialihkan ke bantuan yang lebih tepat sasaran," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan bahwa bantuan yang diberikan yakni bantuan langsung tunai (Bliter) BBM sebesar Rp12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu. Nantinya akan diberikan sebesar Rp150 ribu per bulan dan mulai diberikan bulan September selama 4 bulan.
"Pemerintah juga menyiapkan anggaran sebesar Rp9,6 triliun untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan dalam bentuk bantuan subsidi upah yang diberikan sebesar Rp600 ribu," kata Jokowi.
Jokowi juga telah memerintahkan pada pemerintah daerah untuk menggunakan 2% dana transfer umum sebesar 2,17 triliun untuk bantuan angkutan umum bantuan ojek online dan untuk nelayan.
Editor : Iskandar Nasution