PONOROGO, iNewsPandeglang.id- Ruang kelas SDN 2 Karangpatihan, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur kondisinya memprihatinkan, bahkan nyaris ambruk hingga membuat siswa tidak tenang belajar. Puluhan siswa terpaksa belajar di bawah tenda darurat.
Puluhan siswa mulai kelas satu hingga empat, meski situasi belajar tidak seperti biasanya yakni di dalam ruang kelas, namun kondisi mereka belajar di bawah tenda terlihat cukup semangat mengikuti pelajaran. Sementara para guru melakukan aktivitasnya mengajar dengan fasilitas seadanya tanpa ada papan tulis.
Lebih memprihatinkan lagi para murid pun mengaku dengan kondisi tersebut tidak nyaman lantaran serba terbatas.
Siswa SDN 2 Karangpatihan Ponorogo harus belajar dibawah tenda darurat setelah ruang kelas mereka rusak (foto; iNews.id/Putra)
Calista, salahsatu siswa SDN 2 Karangpatihan ini menyatakan bahwa belajar di tenda ini tidak nyaman lantaran panas dibandingkan dengan di ruang kelas.
“Panas kalau ditenda, jadi tidak nyaman untuk belajar, namun lebih aman, dibandingkan di dalam kelas. Kami mau seperti murid yang lain belajar di kelas, ujarnya saat ditemui wartawan dikutip dari iNewsPonorogo.id
Ia pun mengaku sebelumnya belajar dalam satu ruang untuk beberapa kelas. Dimana pihak sekolah sudah mengosongkan kelas.
Ungkapan yang sama disampaikan oleh Safira siswa lainnya menyatakan bahwa jika belajar di kelas kuatir bangunan roboh.
“Kalau di dalam kelas takut jika nanti roboh, mendingan di sini," ujarnya sambil nunjuk ke tenda.
Sementara Nurhadi, salah satu guru SDN 2 Karangpatihan ini menjelaskan terpaksa murid belajar di tenda meski tidak efisen. Menurut dia siswa menjadi gaduh karena dijadikan satu. Juga panas jika siang hari, pun jika hujan tentu muncul permasalahan lainnya.
“Jika tetap di ruang kelas, jelas membahayakan kalau tiba-tiba roboh menimpa para siswa. Kebanyakan siswa takut setiap ada angin kencang bunyi kretek-kretek diatasnya,” katanya.
Menanggapi hal tersebut Kabid Pembinaan SD Dindik Ponorogo, Edi Supriyanto mengatakan bahwa tahun ini ada anggaran untuk perbaikan bangunan sekolah yang rusak dari Dana Alokasi Umum (DAU).
Adapun untuk SDN 2 Karangpatihan mendapatkan dana mencapai Rp142 juta. Dana sebesar itu menurutnya hanya cukup untuk satu ruang kelas saja.
"Sudah turun tinggal menunggu realisasinya saja,"tuturnya.
“Kami mengajukan 3 ruang kelas di SDN 2 Karangpatihan. Tetapi yang disetujui oleh pemerintah pusat hanya satu ruang saja,” katanya lagi. *(Tim iNewsPandeglang)
Editor : Iskandar Nasution