KIEV, iNewsPandeglang.id - Seorang komandan elite Dinas Keamanan Federal untuk Operasi Asing atau FSB Rusia dilaporkan tewas dalam perang di Ukraina .
Kematiannya dianggap menjadi pukulan telak bagi Presiden Vladimir Putin yang kehilangan banyak perwira. Komadan elite FSB yang terbunuh adalah Letnan Kolonel Nikolay Gorban (36).
Kematiannya dilaporkan oleh jurnalis InformNapalm Andrey Pavlushko. Menurut laporannya, Gorban menjadi perwira senior ke-99 yang tewas selama perang Rusia di Ukraina.
"Letnan Kolonel Nikolay Gorban adalah seorang komandan di pasukan khusus FSB, dan dia meninggal di suatu tempat di Ukraina pada 2 Agustus,” tulis Pavlushko, seperti dikutip New York Post, Selasa (9/8/2022).
Dia diyakini sebagai operator paling senior dari FSB--yang pernah dipimpin oleh Putin--yang terbunuh selama invasi Rusia ke Ukraina.
Sebuah kutipan resmi dari kerabat yang berduka atas kehilangannya mengatakan Gorban berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan tempur dan operasi khusus baik di Rusia maupun di luar negeri.
“Dalam menjalankan misi tempur, dia membuktikan dirinya sebagai perwira yang berani dan tegas. Dia bangga dengan pelayanannya di FSB Rusia," bunyi pernyataan obituari tersebut.
Kutipan itu juga menyatakan bahwa Gorban, putra seorang tentara, sebelumnya bertempur di Suriah dan dianugerahi dua Medali Keberanian. Dia meninggalkan seorang istri dan tiga putra.
Dalam pukulan lain untuk Kremlin, Kolonel Vasily Kleshchenko, seorang komandan penerbangan militer, juga dilaporkan tewas.
Kleshchenko adalah wakil kepala penggunaan tempur dan pusat pelatihan ulang ke-344 untuk pilot helikopter elite dan sniper.
Kematian terbaru menunjukkan bagaimana perang Presiden Putin membuat komandan angkatan bersenjata dan layanan keamanannya berkorban besar.
Pekan lalu, pasukan Rusia kehilangan Olga “Korsa” Kachura (52), kolonel wanita pertama yang tewas dalam perang di Ukraina.
Dia adalah seorang kolonel di pasukan Republik Rakyat Donetsk yang didukung Rusia di Ukraina, di mana dia memimpin divisi artileri roket.
Putin secara anumerta memberinya penghargaan Pahlawan Rusia untuk keberanian dan kepahlawanan yang ditunjukkan dalam kinerja tugas militer.
Rusia juga telah meratapi setidaknya 10 jenderalnya yang terbunuh dalam perang, meskipun Kremlin sejauh ini telah mengonfirmasi kematian hanya empat jenderal.
Sementara itu, pada hari Minggu, intelijen pertahanan Inggris melaporkan bahwa karena “kinerja buruk” pasukan Rusia di Ukraina, Kremlin sangat mungkin telah memecat setidaknya enam komandan sejak dimulainya perang pada 24 Februari.
Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan dalam buletin terbarunya bahwa Jenderal-Kolonel Aleksandr Chayko dicopot dari jabatannya sebagai komandan Distrik Militer Timur pada bulan Mei.
Jenderal Kolonel Aleksandr Zhuravlev, yang telah memimpin Distrik Militer Barat sejak 2018, telah absen dari perayaan Hari Angkatan Laut Rusia di St Petersburg pada 31 Juli dan kemungkinan digantikan oleh Letnan Jenderal Vladimir Kochetkov.
Intelijen Inggris juga mengatakan bahwa Jenderal Aleksandr Dvornikov, yang memiliki komando keseluruhan operasi di Ukraina, kemudian diberhentikan, dan Jenderal Sergei Surovikin telah mengambil alih komando Pengelompokan Pasukan Selatan dari Jenderal Gennady Zhidko.
“Efek kumulatif pada konsistensi komando kemungkinan berkontribusi pada kesulitan taktis dan operasional Rusia,” kata Kementerian Pertahanan Inggris.
Editor : Iskandar Nasution