JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Ribuan massa yang marah mengepung dan memaksa masuk ke kediaman presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. Tak hanya itu, massa pun merangsek masuk ke kediaman Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe, dan membakarnya, Sabtu (9/7/2022).
Namun, baik Presiden Rajapaksa maupun Perdana Menteri Wickremesinghe berhasil kabur sebelum massa menguasai rumah mereka. Keduanya dievakuasi oleh otoritas terkait ke tempat yang lebih aman, Jumat (8/7/2022).
Tentara dan polisi tidak mampu menahan ribuan pengunjuk rasa yang meneriakkan tuntutan pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa sebagaimana dilansir dari Reuters.
Demonstran terus bereskalasi dalam gelombang protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan atas situasi ekonomi yang mengerikan di negara tersebut dalam tujuh dekade terakhir.
Di dalam rumah presiden, streaming langsung Facebook menunjukkan ratusan pengunjuk rasa, beberapa terbungkus bendera nasional, berkemas ke kamar dan koridor.
Rekaman video menunjukkan beberapa dari mereka bermain air di kolam renang, sementara yang lain duduk di tempat tidur bertiang empat dan sofa. Beberapa terlihat mengosongkan laci dalam gambar yang beredar luas di media sosial.
Ratusan orang berseliweran di pekarangan kediaman bercat putih era kolonial, dengan sedikit petugas keamanan yang terlihat.
Meski demikian, PM Wickremesinghe disebut bersedia mengundurkan diri untuk memberi jalan bagi pemerintahan semua partai, kata kantor perdana menteri.
Wickremesinghe mengadakan pembicaraan dengan beberapa pemimpin partai politik untuk memutuskan langkah apa yang harus diambil menyusul kerusuhan tersebut.
"Wickremesinghe telah mengatakan kepada para pemimpin partai bahwa dia bersedia mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan memberi jalan bagi pemerintahan semua partai untuk mengambil alih," kata kantornya dilansir dari Reuters.
Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan dalam sebuah surat kepada Rajapaksa bahwa beberapa keputusan telah dibuat pada pertemuan para pemimpin dari partai, termasuk presiden dan perdana menteri mengundurkan diri sesegera mungkin dan parlemen dipanggil dalam waktu tujuh hari untuk memilih penjabat presiden.
"Di bawah penjabat presiden, parlemen saat ini dapat menunjuk perdana menteri baru dan pemerintahan sementara," kata surat yang dikeluarkan oleh kantor Ketua.
"Setelah itu dalam waktu yang ditentukan, pemilihan dapat diadakan bagi rakyat untuk memilih parlemen baru," tambahnya.
Pemimpin beberapa partai oposisi juga menyerukan agar Rajapaksa mengundurkan diri.
"Presiden dan perdana menteri harus segera mengundurkan diri. Jika itu tidak terjadi, ketidakstabilan politik akan memburuk," kata pemimpin Partai Kebebasan Sri Lanka dan mantan presiden Maithripala Sirisena, berbicara sebelum Wickremesinghe menawarkan pengunduran dirinya.
Editor : Iskandar Nasution