get app
inews
Aa Text
Read Next : PT Indonesia Power Suralaya Gandeng LAZ An-Nahl Gelar Khitanan Massal Gratis, Peserta Dihibur Badut

Kisah Badut Tua di Lampu Merah, Sosoknya Jadi Teladan

Minggu, 26 Juni 2022 | 20:24 WIB
header img
Sosok Rukmini, seorang janda yang berprofesi sebagai pengamen badut jalanan

Lebak, iNewsPandeglang.id - Rukmini (63) seorang wanita lanjut usia yang ditinggal suaminya beberapa tahun lalu. Rukmini merupakan warga asli Rangkasbitung, Lebak, Banten.

Ia hidup penuh dengan kekurangan, namun Rukmini merupakan sosok yang luar biasa tangguh. Bayangkan, di tengah segala keterbatasan ekonomi, Rukmini tak pernah menyerah apalagi putus asa dalam menghidupi anak-anaknya terutama Upi (23) dan Toni (20).

Perjuangan yang tak mengenal lelah tergambar dari raut wajah Rukmini yang kesehariannya mengais rejeki bersama kedua anaknya di atas trotoar simpang empat lampu merah kongsen, Rangkasbitung, Lebak, Banten.

Dikisahkan Rukmini, hingga ia jadi pengamen badut ditemani kedua anaknya rela mangkal berjam-jam hanya untuk sekedar bertahan hidup.

Dengan mengenakan kostum Badut, serta diiringi lantunan musik ala tik-tok, terlihat riang berjoget ria dengan sesekali melambaikan tangan kepada para pengendara yang berhenti saat lampu merah menyala, di simpang empat jalan tersebut.

“Usai ditinggal suami karena meninggal dunia, saya harus berpikir bagaimana caranya untuk bisa bertahan hidup demi menghidupi anak-anak," ucapnya sambil duduk di tepi trotoar ditemani Upi dan Toni kepada wartawan Minggu, (26/6/22).


Rukmini (63) dengan mengenakan pakaian Costum Badut, saat lampu merah menyala, di simpang empat jalan di Rangkasbitung, Banten.

Meski realita pengasilan tidak seberapa, tapi Rukmini tetap bersyukur dan untuk sementara masih akan menekuni pekerjaan ini dan terus memberikan semangat kepada anak-anaknya.

Rukmini mengaku sudah tiga tahun bekerja menjadi seniman badut jalanan. Untuk penghasilan yang Ia dapat bersama kedua anaknya, paling hanya sebesar Rp100 ribu per harinya.

Hanya cukup buat makan, sementara kostum badut yang ia kenakan adalah kostum sewa yang harus ia bayar seharga Rp25 hingga Rp30 ribu. Kecuali ada panggilan dari orang yang hajatan, katanya, barulah ia dan kedua anaknya mendapat penghasilan lebih.

Dibalik kesulitan dalam mengais rezeki, Rukmini tidak lupa dengan sesama rekan yang berprofesi sebagai badut, jika mengalami kesulitan ia selalu menolong.

”Ya, ibu hanya berpikir, kami sama sama pengamen. Bisa saling bantu antar sesama, tidak ada salahnya kan," tuturnya.

Bersama anak-anaknya, Rukmini ingin sekali mempunyai pekerjaan lain, namun sementara belum dapat hanya bisa seperti ini, meski realitanya mimpi itu sulit untuk diwujudkan.

“Kalau ada milik mah Ibu pengen nyari kerjaan lain. Ibu udah tua, bapaknya udah enggak ada, nggak ada yang nyari duit," katanya penuh harap.

Ungkapan harapan serupa juga disampaikan oleh Upi dan Toni, keduanya hanya bisa berharap jika nanti ada rejeki mereka ingin mempunyai usaha sendiri.

“Kalau ada milik dan ada modalnya, kami pengen jualan buah buahan atau sayuran di pasar. Ingin mandiri, Insya Allah setidaknya bisa meringankan beban dan membantu ibu yang sudah tua ini, biar Ia bisa istirahat dirumah,” kata Toni penuh optimis.

Melihat kesabaran dan semangatnya yang pantang menyerah, dari sosok Rukmini kita dapat belajar tentang kegigihan bahwa meski dengan keterbatasan, perjuangan seorang ibu sungguh membuat haru. Bahwasanya harapan itu selalu ada dan layak untuk diperjuangkan.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut