PARIS, iNewsPandeglang.id - Euforia kemenangan Paris Saint-Germain (PSG) di final Liga Champions berubah jadi ricuh. Alih-alih perayaan damai, kerusuhan pecah di berbagai wilayah Prancis. Dua orang tewas, ratusan pendukung ditangkap, dan kerusakan melanda sejumlah fasilitas umum akibat aksi brutal para suporter yang tak terkendali.
Menurut laporan Kementerian Dalam Negeri Prancis, sedikitnya 559 orang ditangkap, dengan 192 korban luka-luka, termasuk aparat kepolisian dan pemadam kebakaran. 22 polisi dan 7 petugas pemadam turut menjadi korban kerusuhan.
Kejadian paling mematikan terjadi di Kota Dax, barat daya Prancis, di mana seorang remaja 17 tahun tewas akibat luka tusukan. Sementara di pusat Paris, seorang pria 23 tahun kehilangan nyawa setelah skuter yang dikendarainya tertabrak mobil.
Halte bus hancur, mobil dibakar, dan toko-toko dijarah. Salah satu insiden parah terjadi di sekitar Champs-Élysées, di mana toko Foot Locker menjadi sasaran penjarahan. Bahkan, toko mewah seperti Chanel pun tak luput dari aksi brutal massa.
“Para pendukung sejati PSG merayakan dengan damai. Tapi segelintir barbar turun ke jalan hanya untuk membuat kekacauan,” tegas Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau dikutip dari BBC, Minggu (1/6/2025).
Polisi terpaksa menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air demi membubarkan massa yang memadati Arc de Triomphe. Lebih dari 5.000 aparat diterjunkan untuk mengendalikan situasi.
Meskipun Menara Eiffel menyala indah dengan warna kebesaran PSG, biru dan merah, suasana di ibu kota Prancis justru mencekam. Presiden Emmanuel Macron, yang dikenal sebagai fans Marseille, menyampaikan ucapan selamat kepada PSG melalui media sosial, namun tak menutup mata terhadap kekacauan yang terjadi.
“Sungguh hari gemilang bagi PSG. Tapi ini juga hari yang harus menjadi refleksi: bagaimana sepak bola bisa membawa kegembiraan tanpa dibajak oleh kekerasan,” tulis Macron di platform X.
Parade kemenangan PSG dijadwalkan tetap digelar di Champs-Élysées, Minggu ini. Namun aparat keamanan kini waspada penuh agar tidak ada lagi nyawa melayang hanya karena selebrasi sepak bola.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait