Bacaan Qunut Witir
Bacaan qunut witir umumnya sama seperti qunut shubuh, yaitu:
"Allahummahdinii fiiman hadait, wa ‘aafinii fiiman ‘aafait, wa tawallanii fiiman tawallait, wa baarik lii fiimaa a’thait, wa qinii syarra maa qadhait, fa innaka taqdii wa laa yuqdha ‘alaik, wa innahu laa yadzillu man waalait, wa laa ya’izzu man ‘aadait, tabaarakta rabbanaa wa ta’aalait."
Artinya: “Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku keselamatan sebagaimana orang yang telah Engkau beri keselamatan. Pimpinlah aku sebagaimana orang yang telah Engkau pimpin. Berkahilah aku pada apa yang Engkau berikan. Lindungilah aku dari kejahatan yang Engkau tetapkan. Sungguh, Engkau yang menetapkan, dan tidak ada yang bisa menetapkan atas-Mu. Sungguh, tidak akan hina orang yang Engkau lindungi, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Mahasuci Engkau, wahai Tuhan kami, dan Mahatinggi Engkau.”
Tradisi Qunutan di Banten
Di Banten, malam ke-15 Ramadan dikenal sebagai malam "Qunutan". Masyarakat merayakannya dengan tradisi "Ngupat", yaitu memasak dan membagikan ketupat kepada keluarga, tetangga, serta jemaah masjid setelah shalat magrib berjamaah. Hidangan seperti sayur kulit tangkil, sayur labu, opor ayam, telur balado, dan semur daging biasanya menemani sajian ketupat.
Selain sebagai ajang berbagi, tradisi ini menjadi wujud rasa syukur karena telah menjalani separuh Ramadan. Qunutan juga menjadi kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi di lingkungan sekitar.
Makna Ketupat dalam Tradisi Qunutan
Ketupat dalam budaya Banten memiliki makna mendalam. Beras di dalamnya melambangkan nafsu manusia, sementara anyaman janur mencerminkan "jatining nur" atau cahaya sejati, simbol ketulusan hati. Dengan demikian, ketupat menjadi lambang pengendalian diri dan pembersihan hati selama Ramadan.
Semoga tradisi ini terus lestari dan membawa keberkahan bagi kita semua. Jangan lupa membaca qunut witir malam ini!
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait