Beasiswa ADIK, yang ditujukan untuk mahasiswa dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) serta Orang Asli Papua (OAP), juga terkena pemangkasan. Dari pagu awal Rp213,7 miliar, anggaran dipangkas sebesar Rp21,37 miliar. Akibatnya, 27.522 mahasiswa dari wilayah-wilayah ini terancam kehilangan akses pendidikan tinggi.
Situasi ini dikhawatirkan bisa menimbulkan gejolak di Indonesia Timur, mengingat program ini sangat membantu masyarakat di daerah terpencil untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi.
Menteri Satryo berharap pemangkasan anggaran bisa ditekan lebih rendah agar dampaknya tidak terlalu besar bagi mahasiswa.
"Sebagian besar anggaran ini langsung dialokasikan ke perguruan tinggi dan mahasiswa penerima beasiswa. Yang dikelola oleh kantor kementerian itu sangat minim, tidak lebih dari 10 persen dari total pagu anggaran," ujar Satryo.
Mahasiswa dan masyarakat kini menunggu langkah pemerintah untuk menyelamatkan ribuan penerima beasiswa yang terancam putus kuliah. Jika tidak ada solusi, masa depan pendidikan di Indonesia bisa semakin terpuruk.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait