LEBAK, iNewsPandeglang.id – Masyarakat Desa Tamansari, Kecamatan Banjarsari, Lebak, tengah dihebohkan oleh dugaan pencemaran yang terjadi pada Sungai Ciliman. Air sungai yang biasanya jernih kini berubah keruh, diduga akibat aktivitas galian tambang pasir kuarsa di wilayah tersebut.
Kekhawatiran warga yang bergantung pada aliran Kali Ciliman untuk kebutuhan sehari-hari semakin meningkat. Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah warga terpaksa berhenti menggunakan air dari Kali Ciliman karena air yang keruh, terutama saat musim kemarau.
Warga Desa Tamansari, Kecamatan Banjarsari, mengungkapkan kemarahan mereka atas dugaan pencemaran yang terjadi di Kali Ciliman.
Menurut warga, perubahan warna air sungai yang kini keruh telah membuat banyak dari mereka merasa dirugikan, terutama karena aliran Kali Ciliman merupakan sumber utama untuk kebutuhan sehari-hari.
Tanoe Wijaya, aktivis dari Kecamatan Banjarsari, menegaskan bahwa situasi ini tidak bisa dibiarkan. "Kami sangat marah atas dugaan pencemaran Kali Ciliman di Desa Tamansari. Ini tidak bisa dibiarkan! Banyak warga bergantung pada aliran Kali Ciliman untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya dengan tegas, Sabtu (26/10/2024).
Ia menjelaskan bahwa kondisi kali tersebut telah mengalami perubahan yang mencolok dalam beberapa hari terakhir. "Kemarin, saya langsung mendatangi lokasi Kali Ciliman yang biasa dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisinya sangat memprihatinkan, airnya kotor dan berlumpur, jelas tercemar limbah pasir. Saya meminta pihak Muspika Kecamatan Banjarsari dan DLHK Kabupaten Lebak segera turun langsung ke lokasi," ujar Tanoe dengan nada geram.
Ia juga menambahkan bahwa jika tidak ada tindakan dari pihak berwenang, pihaknya siap untuk mengambil langkah lebih lanjut. "Jika tidak ada tindakan, kami akan membuat surat resmi kepada pemilik tambang maupun DLHK. Air sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama di musim kemarau ini. Limbah tidak boleh dibuang sembarangan ke sungai," tegasnya.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait