Namun, karier militernya tak selalu mulus. Setelah menghadapi berbagai kontroversi, Prabowo akhirnya meninggalkan dunia militer dan memilih mengembangkan bisnis di luar negeri, termasuk di Jordania dan Eropa. Bersama adiknya, Hashim Djojohadikusumo, ia merintis berbagai perusahaan yang bergerak di bidang minyak kelapa sawit, perkebunan, tambang batu bara, dan perikanan.
Tak hanya aktif di bisnis, jiwa pengabdiannya tetap menyala. Prabowo berperan penting di berbagai organisasi, seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (APPSI). Bahkan, di dunia olahraga, ia didaulat menjadi Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), di mana ia berhasil membawa pencak silat Indonesia berjaya di tingkat internasional.
Ambisinya untuk memimpin Indonesia tidak pernah surut, meski beberapa kali mengalami kegagalan dalam pemilihan presiden. Pada tahun 2004, Prabowo mencoba mencalonkan diri melalui konvensi Partai Golkar, namun harus puas dengan kekalahan dari Wiranto. Kegagalan ini justru mendorongnya untuk membentuk partai politik sendiri, Gerindra, pada tahun 2009. Namun, perjuangannya di Pilpres 2009 dan 2014 harus berakhir dengan kekalahan, bahkan setelah berkoalisi dengan tokoh-tokoh besar seperti Megawati Soekarnoputri dan Hatta Rajasa.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait