Jalur Kereta Api Rangkasbitung-Labuan: Antara Sejarah, Kenangan dan Harapan

Epul Galih
Jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan, peninggalan sejarah, diharapkan direaktivasi untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung pariwisata di Banten Selatan. Foto dok istimewa

PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan, yang dibangun sejak zaman kolonial, bukan hanya sekadar rute transportasi, tetapi juga menjadi bagian penting dari sejarah dan kenangan masyarakat Banten. Sejak diresmikan pada tahun 1906, jalur ini melayani masyarakat dengan berbagai kenangan indah dan harapan untuk diaktifkan kembali di masa depan.

Melansir berbagai sumber, jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan merupakan salah satu peninggalan sejarah yang mencerminkan perjalanan transportasi di Indonesia, khususnya di Banten. Membangun sejak zaman kolonial, jalur ini diresmikan pada tahun 1906 setelah diterbitkannya Wet 31 Desember 1902. 

Dengan panjang sekitar 56 kilometer, jalur ini menghubungkan Stasiun Labuan dengan Rangkasbitung, dan memiliki percabangan menuju Bayah, Lebak Selatan. Pada puncak kejayaannya, jalur kereta api ini menjadi salah satu moda transportasi utama bagi masyarakat. 

Dalam sehari, terdapat hingga lima perjalanan kereta penumpang dan barang, dengan kereta yang melayani penumpang kelas II, kelas III, serta kereta khusus untuk inlanders. Kereta api pertama berangkat dari Labuan pada pukul 05.13 dan tiba di Rangkasbitung sekitar pukul 07.51, sementara kereta terakhir meninggalkan Rangkasbitung pada sore hari.

Masyarakat Banten mengenang jalur ini dengan penuh nostalgia. Salah satu tokoh lokal, Elly Djuhaedi, pada suatu kesempatan mengungkapkan kenangannya saat menggunakan kereta tersebut. “Saya ngalamin kereta jus… jus ini, asap hitamnya kalau pulang dari arah Jakarta,” ujarnya, menambahkan bahwa saat itu penumpang sering bercampur dengan hewan seperti kambing dan ayam.

Namun, seiring perkembangan moda transportasi lain, jalur ini ditutup pada tahun 1984. Meskipun demikian, harapan untuk menghidupkan kembali jalur kereta api ini tidak pernah padam. Sejak beberapa tahun terakhir, wacana untuk reaktivasi jalur Rangkasbitung-Labuan semakin menguat, terutama dengan dukungan pemerintah.

Pada 25 Juli 2019, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) menginisiasi proses reaktivasi jalur untuk segmen I Rangkasbitung-Pandeglang. Sayangnya, rencana ini terhambat oleh pandemi COVID-19. Namun, saat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali menegaskan komitmennya terhadap proyek ini dan pentingnya untuk merealisasikannya.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Jakarta, Ferdian Suryo Adhi Pramono, mengungkapkan bahwa reaktivasi jalur kereta api Pandeglang-Labuan direncanakan mulai tahun 2025.

Proyek reaktivasi ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas wilayah selatan Banten, mempercepat distribusi barang, serta mendukung sektor pariwisata. Dengan reaktivasi jalur kereta api ini, masyarakat di Banten Selatan akan mendapatkan kemudahan akses transportasi yang lebih baik, sekaligus mengurangi ketergantungan pada moda transportasi darat yang sering mengalami kemacetan.

“Jalur ini akan berperan krusial dalam mendukung mobilitas masyarakat serta memperlancar distribusi barang. Kami berharap dengan adanya kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, proses reaktivasi akan berjalan lancar,” kata Ferdian kepada awak media belum lama ini.

Dengan semangat yang menggabungkan sejarah, kenangan, dan harapan, masyarakat Banten menantikan kebangkitan kembali jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan sebagai simbol konektivitas dan kemajuan transportasi di wilayah mereka.

Editor : Iskandar Nasution

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network