WASHINGTON, iNewsPandeglang.id – Pengamat Timur Tengah dari American University, Said Arikat, menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengalihkan fokus perang ke Lebanon karena gagal mencapai tujuannya di Jalur Gaza. Arikat mengungkap bahwa sejak perang Gaza dimulai hampir setahun lalu, Netanyahu belum berhasil melenyapkan Hamas, membebaskan para sandera, ataupun mengganti rezim di Gaza.
"Dia gagal dalam ketiganya," ujar Arikat seperti dilaporkan oleh Al Jazeera pada Selasa (24/9/2024).
Netanyahu, lanjut Arikat, berusaha menutupi kegagalan tersebut dengan memperluas perang ke Lebanon. Namun, upaya ini justru membuka jalan bagi malapetaka baru bagi Israel. Sejak pertempuran melibatkan Hizbullah di perbatasan utara, ratusan ribu warga Israel yang tinggal di kota-kota perbatasan terpaksa mengungsi.
Arikat menambahkan, Israel pernah menduduki Lebanon namun pada tahun 2000, mereka berhasil diusir oleh Hizbullah. Berdasarkan pengalaman tersebut, dia menilai ambisi Israel untuk menduduki Lebanon kali ini hanyalah mimpi.
Di sisi lain, Arikat juga menyoroti peran Amerika Serikat (AS) dalam konflik ini. Meski AS menyerukan de-eskalasi, dukungan kepada Israel tetap kuat. "Pesawat tempur F-35 dan senjata yang digunakan Israel semuanya buatan AS," tegas Arikat.
Dengan meningkatnya ketegangan di Lebanon dan gagalnya tujuan Netanyahu di Gaza, konflik ini berpotensi semakin memanas. Para pengamat memperkirakan eskalasi akan terus berlanjut, sementara warga Israel di perbatasan semakin banyak yang mengungsi.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait