GAZA, iNewsPandeglang.id — Pada Rabu malam (11/9/2024), serangan bom Israel menghantam sekolah UNRWA di Kamp Pengungsi Nuseirat, Gaza, menewaskan 18 orang, termasuk enam staf PBB. Ini adalah serangan paling mematikan terhadap fasilitas PBB sejak konflik Israel-Hamas dimulai.
Sekolah UNRWA yang dihantam merupakan tempat penampungan sekitar 12.000 pengungsi, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Serangan ini merupakan yang kelima kalinya terhadap fasilitas UNRWA sejak konflik dimulai pada 7 Oktober.
"Sekolah ini menampung sekitar 12.000 orang pengungsi, terutama perempuan dan anak-anak. Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Tidak ada yang luput," ungkap UNRWA dalam pernyataannya yang dikutip dari Al Jazeera, Kamis (12/9/2024).
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk serangan ini sebagai pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan ketidakmampuan melindungi warga sipil. "Pembunuhan staf PBB dan pekerja bantuan kemanusiaan di Gaza adalah pelanggaran yang sangat dramatis terhadap hukum humaniter internasional," kata Guterres.
Ia juga mengatakan bahwa hampir 300 pekerja bantuan kemanusiaan, lebih dari dua pertiganya staf PBB, telah tewas selama konflik ini. Guterres mendesak agar diadakan penyelidikan dan pertanggungjawaban yang efektif atas kematian mereka.
Guterres menegaskan perlunya akuntabilitas yang lebih baik dan refleksi serius atas ketidakpastian akuntabilitas yang ada.
Serangan ini menegaskan krisis kemanusiaan yang berkelanjutan di Gaza dan kebutuhan mendesak akan perlindungan lebih baik untuk fasilitas kemanusiaan dan warga sipil.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait