Andri juga menjelaskan adanya fenomena intrusi udara kering dari BBS yang melintasi wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Fenomena ini mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab, sehingga meningkatkan potensi hujan di Sulawesi bagian tengah, Maluku, dan Pulau Papua.
Selain itu, peningkatan kecepatan angin hingga mencapai lebih dari 25 knot terpantau di Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Samudera Hindia sebelah barat daya, hingga selatan Jawa Barat, Laut Jawa bagian tengah dan timur, Laut Flores, Laut Banda, Laut Seram, Laut Halmahera, dan Laut Maluku. Hal ini dapat meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut, serta menimbulkan angin kencang di wilayah Banten, Jawa Barat, NTB, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua Tengah.
“Kepada masyarakat di wilayah tersebut, kami mengimbau untuk senantiasa waspada dan siap-siaga. Utamanya jika sedang berkendara ketika angin kencang terjadi karena dapat mengakibatkan baliho dan pohon tumbang atau menerbangkan material-material berbahaya,” tutup Andri.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait