PUB Lebak Gelar Aksi Sasieur Sabenyeur untuk Bangun Jembatan Putus di Desa Terpencil

Yaomi Suhayatmi
Seorang warga nekad melintasi sungai di atas jembatan gantung yang sebagian talinya terputus di Desa Leuwi Ipuh, Kecamatan Banjarsari, Lebak, Banten. Foto dok. Istimewa

LEBAK, iNewspandeglang.id - Perkumpulan Urang Banten (PUB) Lebak kembali mengambil inisiatif untuk menunjukkan kepedulian terhadap sesama melalui kegiatan sosial sasieur sabenyeur. Kali ini, sasieur sabenyeur dilakukan PUB Lebak dengan mengambil inisiatif untuk menggalang dana pembangunan jembatan gantung yang terletak di Desa Leuwi Ipuh, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten, yang terputus dan menelan belasan korban luka-luka.

“Kita harus membantu warga setempat untuk pembangunan jembatan putus di Desa Leuwi Ipuh ini sebisa kita sasieur sabenyeur. Hal ini juga sudah menjadi arahan dari Ketua PUB Pusat,” tutur Ketua PUB Lebak Ki Pepep Faisaludin.

Sasieur Sabeunyeur merupakan program yang di gelorakan oleh Ketua Umum PUB Irjen (Purn).Drs.H.Taufiqurachman Ruki, SH sebagai gerakan kepedulian terhadap berbagai persoalan di wilayah Banten. Menariknya jargon ini memiliki pilosofi membantu dengan apa yang kita mampu, bisa materi, pikiran, tenaga bahkan sekedar ajakan berbuat kepedulian pada sesama.

Untuk merealisasikan aksi peduli tersebut, langkah pertama yang dilakukan PUB Lebak adalah dengan menurunkan para pengurusnya untuk meninjau langsung lokasi jembatan putus yang viral di sosial media tersebut pada Rabu (17/04/24). Dipimpin langsung oleh Ki Dede Sudiarto selaku Sekretaris Umum komunitas ini serta didampingi beberapa pengurus harian PUB Lebak lainnya yaitu, Ki Ace Sumirsa Ali (menjabat Wakil Ketua Komisioner Baznas Provinsi Banten) Ais Fallet (Ketua Komunitas Salam Setetes Darah Banten), Nyi Entin, dan Ki Putra.

Dari tinjauan dan pengumpulan informasi dan data secara langsung di lapangan itu kemudian akan ditindaklanjuti. PUB Lebak siap merumuskan proposal pembangunan jembatan tersebut untuk kemudian diajukan kepada sejumlah tokoh, perusahaan, kementerian, lembaga dan paradonatur. Dalam menjaga transparansi, tentu saja PUB Lebak akan menyelenggarakan proses pembangunan secara transparan dan akuntabel.

Respons sigap yang ditujukan PUB Lebak terhadap pembangunan jembatan gantung Leuwi Ipuh, berangkat dari keprihatinan terhadap nasib jembatan tersebut yang tidak kunjung mendapat perhatian dari pemerintah.

Seperti diberitakan iNews Media Group sebelumnya, jembatan yang putus pada Rabu (10/04/2024) itu menyebabkan belasan warga yang melintas tercebur ke sungai dan mengalami luka-luka. Naasnya lagi, peristiwa tersebut berlangsung pada saat warga sedang merayakan Idulftri.

Sejak peristiwa itu, penggunaan jembatan yang cukup vital bagi warga sekitar pun terhenti. Situasi ini tentunya sangat disesalkan warga, karena mengganggu mobilitas mereka sehari-hari.

Kadis PUPR Lebak ungkap Status Jembatan gantung Leuwi Ipuh

Sementara itu, pada kesempatan terpisah kepada iNews Media Group, Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak, Irvan Suyatufika menyatakan, status jembatan tersebut merupakan tanggung jawab dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

“Kendala belum di bangun atau tidak dianggarkan pada 2024 posisi jembatan tersebut masuk dalam kewenangan pemerintahan desa. PUPR masih fokus penanganan terhadap jalan dan jembatan yang menjadi kewenangan kabupaten,” tuturnya.

Ketika ditanyakan apakah jembatan gantung tersebut bukan prioritas, Irvan menjawab bahwa pemerintah masih fokus kepada pembangunan jalan rusak. “Kita fokus ke jalan kabuten yang kondisi rusaknya masih di 187 km dari 749 km.”

Dengan demikian, sejauh ini, pihaknya masih berkoordinasi dengan dinas dan lembaga terkait seperti DPMD dan BPD. “Rencana kita akan hitungdua opsi untuk penanganan permanen dan darurat nanti hasil hitungan akan kita sampaikan ke pimpinan,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Ki Dede Sudiarto, Sekretaris Umum PUB Lebak berkomitmen untuk terus melakukan aksi sasieur sabenyeur demi membantu masyarakat yang sangat membutuhkan akses jalan melalui jembatan tersebut. “Yang penting bangunan yang cepet aja. Kalau ada dari dinas yang akan bangun lebih cepet, kita alihkan ke tempat lain. Namun berdasarkan pengalaman, jumlah jembatan gantung di lebak, tidak bisa di cover sama APBD Lebak.”

“Jangankan jembatan gantung yang di pelosok seperti di Leuwiipuh, jalan kantor kecamatan Leuwidamar aja sampai sekarang tidak dibangun-bangun,” imbuhnya.

Dibangun secara swadaya pada sekitar 13 tahun silam atau tepatnya sejak 2011 lalu, keberadaan jembatan gantung yang terletak di Leuwiipuh itu sangat vital bagi masyarakat setempat. Jembatan yang berbahan material bambu dan kayu dengan panjang sekitar 85 meter, lebar 1 meter, dan ketinggian 15 meter itu digunakan masyarakat dalam mendukung kegiatan seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan.

Kondisi material yang sudah tidak layak itu, terputus karena tidak mampu menahan beban. Sejak terputus, warga mengambil alternatif dengan cara menggunakan rakit, ada juga yang nekad bergelantungan meniti jembatan yang sudah miring 180 derajat tersebut hingga yang terpaksa menerobos derasnya air sungai, tentunya hal tersebut sama-sama berisiko bagi keselamatan mereka.

Editor : Iskandar Nasution

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network