Jembatan yang berdiri di atas Sungai Cipatia, dibangun pada tahun 2008 dengan panjang hampir 20 meter dan lebar 1,5 meter, mengalami ketidakberlanjutan perbaikan selama 10 tahun. Meskipun sudah sering dilaporkan kepada pihak terkait, jembatan tersebut tidak kunjung diperbaiki.
Winer Manalu, seorang pengendara roda dua, mengungkapkan bahwa ia terpaksa melewati jembatan tersebut setiap hari meskipun merasa takut terjatuh ke sungai. Hal ini disebabkan oleh jauhnya akses alternatif menuju lokasi yang ia tuju.
"Kami berharap agar pemerintah segera turun tangan memperbaiki jembatan tersebut untuk mencegah terjadinya korban," katanya.
Sementara Kepala Desa Patia, Sarna, menyatakan bahwa kondisi jembatan Cipatia sudah mengalami kerusakan sepuluh tahun yang lalu. "Kami dari pihak desa sudah berupaya bersama warga untuk memperbaiki jembatan tersebut, bahkan telah sering kali mengusulkan kepada pemerintah daerah agar segera diperbaiki," tuturnya.
Dikatakan Sarna, awalnya jembatan yang ada di Sungai Cipatia dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, dan perekonomian masyarakat berjalan lancar. Namun, saat jembatan mengalami kerusakan dan dibangun kembali pada tahun 2008, ukurannya diperkecil dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja.
Warga berharap pihak terkait mau membantu masyarakat dengan perbaikan jembatan, karena mereka khawatir akan terjadi korban saat melintasi jembatan yang kondisinya sudah mengkhawatirkan tersebut. Permintaan warga ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan perbaikan infrastruktur untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait