LEBAK, iNewsPandeglang.id - Video viral beredar seorang pasien terpaksa diangkut ke rumah sakit menggunakan mobil pick up membetot perhatian publik. Bagaimana tidak menghebohkan, hal itu dilakukan lantaran ambulan desa yang seharusnya digunakan untuk mengantar pasien atau jenazah dalam situasi darurat kesehatan, namun ini diduga digunakan untuk mengantar acara nikahan.
Video viral baru-baru ini terungkap peristiwa ini terjadi di Desa Pondokpanjang, Kecamatan Cihara, Lebak, Banten pada Minggu (14/1/2024). Diketahui pasien bernama Juha (44) seorang ibu guru ngaji anak-anak di Kampung Garung, Desa Pondokpanjang harus dilarikan ke RSUD Malingping.
Kejadian yang terjadi di Desa Pondokpanjang, Kecamatan Cihara, Lebak, Banten, menunjukkan kontroversi terkait penggunaan ambulan desa yang diduga digunakan untuk mengantar acara pernikahan, bukan untuk keperluan medis seperti mengantar pasien. Video viral menunjukkan pasien, Ibu Juha, harus diangkut ke RSUD Malingping menggunakan mobil pick-up karena ambulan desa tidak tersedia.
Dalam beberapa video, terlihat pasien dibaringkan dengan ditutupi kain, dan keluarganya turut menemani di bagian belakang kendaraan. Meskipun pihak desa membantah bahwa ambulan digunakan untuk acara seserahan, masyarakat tetap mempertanyakan prioritas penggunaan ambulan dan kejelasan kejadian tersebut.
Penegasan dari Kepala Desa Pondokpanjang Heru Purnomo menyatakan bahwa ambulan desa digunakan untuk mengantarkan jenazah ke luar daerah. Menurutya, mobil ambulan desa digunakan sesuai dengan fungsi utamanya, yaitu untuk mengantarkan jenazah yang akan dimakamkan di luar daerah.
Dari cerita yang disampaikan oleh Heru, terlihat bahwa penggunaan mobil ambulan pada awalnya terkait dengan keperluan medis darurat dan pengantaran jenazah yang akan dimakamkan di luar daerah.
"Nah, itu tidak benar, yang saya tahu, sebelum berangkat pun menghubungi saya, bahwa ada yang meninggal di kampung kami, di desa kami, di kampung Srilayung, dan mau dikebumikan, dikemakamkan di luar daerah, yang memakailah mobil ambulan," ucapnya Selasa (16/1/2024).
Dari keterangan yang diberikan, terlihat bahwa upaya koordinasi dilakukan untuk mendapatkan ambulan guna mengantarkan pasien, Ibu Juha, ke rumah sakit. Namun, karena kendala sinyal di daerah pegunungan, alternatif menggunakan kendaraan masyarakat lokal diambil untuk memastikan pelayanan segera diberikan kepada pasien.
"Waktu itu, emang keluarga pasien ibu Juha menghubungi saya jam 6 pagi, dan saya menghubungi orang yang membawa mobil ambulan, tapi karena mungkin di posisi dipergunungan, tidak ada sinyal. Nah, itu pun koordinasinya saya. Maka terjadilah mungkin ema Juha bersama keluarganya, agar mungkin cepat pelayanan mereka, sehingga menggunakan mobil masyarakat yang tinggal tersebut," katanya.
Meskipun kondisinya membaik, tetapi keluarga miskin ini membutuhkan bantuan oksigen dalam pemulihannya.
"Waktu itu kan saya semalaman nggak bisa tidur, dibilang kritis lah. Saya udah nggak punya perasaan udah nggak karuan, udah nggak ingat apa-apa. Cuma adek yang ngurusin semuanya. Katanya, setelah saya sadar, bilang, katanya, minta tolong pagi-pagi sama Pak Lurah mau pinjam mobil namun mobilnya gak ada lagi dipakai," ucap Juha.
Juha mengaku saat dibawa ke rumah memerlukan tabung oksigen dan itu diberipinjaman oleh relawan. Jika sudah habis dipastikan harus diisi ulang ke tempat yang cukup jauh.
"Alhamdulillah Bunda Delima udah ngasih pertolongan. Seminggu kemarin, ini sekarang saya punya, Alhamdulillah ada di rumah," tuturnya.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait